Jumat, 22 November 2024

Kementerian PPN Bappenas Gelar ICCTF Day 2018

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
ICCTF Day 2018 diglar di Jakarta membahas persoalan-persoalan perubahan iklim dan lingkungan. Foto: Humas ICCTF Day 2018

Kementerian PPN Bappenas melalui satuan kerja (satker) Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) gelar ICCTF Day 2018, Selasa (31/7/2018) di ruang rapat Djunaedi Hadisumarto 1-2, Gedung Saleh Afiff, Bappenas, Jakarta.

Memilih tema: Best Practices Collaboration on Indonesia Low Carbon Development Plan, ICCTF Day 2018 bertujuan menjadi ajang sosialisasi upaya-upaya penanggulangan perubahan iklim yang telah dilakukan satker ICCTF melalui implementasi program di berbagai daerah di Indonesia.

Selain menampilkan pameran hasil capaian program ICCTF dan pameran foto, ICCTF Day 2018 juga menampilkan diskusi panel bertajuk: Arah Kebijakan dan Potensi Pendanaan untuk Renewable Energy dalam Mendukung Low Carbon Development Plan, serta gelaran talkshow program ICCTF-USAID dan UKCCU.

Mewakili Menteri PPN Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Gellwynn Jusuf Sekretaris Kementerian PPN Sekretaris Utama Bappenas berkenan membuka ICCTF Day 2018.

“Komitmen Indonesia menangani perubahan iklim, ditindaklanjuti implementasi kebijakan dan rencana aksi yang komprehensif. Sebagai system integrator, Kementerian PPN Bappenas berperan penting memastikan tindak lanjut komitmen pendekatan holistik, integratif, tematik, dan spasial. Guna memobilisasi dukungan pendanaan termasuk blended finance baik dari pemerintah maupun non-pemerintah, maka ICCTF dibentuk. Dengan demikian, semua dukungan pendanaan dapat terkoordinasi efektif dan berkelanjutan,” terang Gellwynn.

Sementara itu, Arifin Rudiyanto Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian PPN Bappenas menyambut dengan baik penyelenggaraan ICCTF Day 2018, Selasa (31/7/2018) kali ini.

“Inisiatif kegiatan ini sangat baik dan dapat menjadi sarana menunjukkan komitmen Pemerintah Indonesia menangani dan menanggulangi perubahan iklim. Ajang ini juga dapat menjadi pembelajaran bersama kolaborasi berbagai pihak merupakan faktor kunci kesuksesan penanganan masalah perubahan iklim di Indonesia,” kata Arifin.

Ditambahkan Tonny Wagey Direktur Eksekutif Sekretariat ICCTF bahwa ICCTF akan terus berinovasi mengembangkan skema pendanaan melalui kerja sama dengan berbagai pihak, sehingga dapat mendukung pemerintah dalam mencapai target di tahun 2025.

“Kegiatan ICCTF tidak semata berkontribusi pada penurunan emisi GRK, melainkan juga pada aspek penting lainnya, sebagai contoh berkaitan dengan ekosistem pesisir dan laut. Ke depan, ICCTF akan mengembangkan dua potensi utama yang belum dimanfaatkan secara optimal yaitu, pengembangan energi terbarukan dan blue carbon,” papar Tonny Wagey.

Sejak 2010, ICCTF telah mendanai 76 kegiatan mitigasi berbasis lahan, adaptasi perubahan iklim, dan energi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Kegiatan yang dilakukan termasuk peningkatan tata kelola hutan dan lahan gambut, peningkatan ketangguhan dan kapasitas adaptif masyarakat lokal, peningkatan ekonomi lokal, penguatan kapasitas masyarakat, serta pengembangan kebijakan dan peraturan.

Khusus penanganan perubahan iklim, ICCTF berfokus pada mitigasi berbasis lahan, serta peningkatan adaptasi dan ketangguhan.

Satu diantara fokus area yang masih perlu diperkuat dan dikembangkan ICCTF adalah energi terbarukan dan kelautan-perikanan.

Melalui upaya transformasi kelembagaaan yang sistematis, sinergi dan koordinasi dengan seluruh elemen baik pemerintah maupun swasta, diharapkan ICCTF dapat menjadi salah satu lembaga pendanaan perubahan iklim yang diakui secara nasional maupun internasional.(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs