Jumat, 22 November 2024

Dokter: Pengobatan TBC pada Anak Harus Dijalani Sampai Tuntas

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Ilustrasi - Dokter memeriksa penderita penyakit tuberkulosis (TBC) di Rumah Sakit Paru-paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Foto: Antara

Dokter Arifianto spesialis anak mengingatkan bahwa anak yang mengalami penyakit tuberkulosis, harus menjalani pengobatan sampai tuntas agar bakteri penyebab infeksi bisa dibasmi sampai habis.

“TB bisa sembuh asal tuntas pengobatannya dan kontrolnya teratur. Kenapa kontrol itu rutin setiap bulan? Karena kita tidak cuma sekadar memastikan obatnya diminum atau tidak, tapi, bagaimana perbaikannya itu harus dipantau,” kata Arifianto dilansir Antara, Selasa (27/3/2024) tengah malam.

Penyakit tuberkulosis ini, disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacteria Tuberculosis dan bisa disembuhkan dengan meminum obat, yang disediakan dalam bentuk paket terdiri dari beberapa jenis obat yang disebut Kombinasi Dosis Terpadu (KDT).

Sementara itu, Dokter menjelaskan periode pengobatan penderita tuberkulosis berkisar antara enam sampai 12 bulan bergantung kepada jenis infeksi tuberkulosis yang dialami.

“Untuk TB paru dan sebagian besar TB 6 bulan, tapi, TB yang berat seperti (TB) meningitis itu bisa sampai 12 bulan,” kata Arifianto.

Obat tuberkulosis bisa diminum saat perut kosong sebelum makan dengan dosis yang disesuaikan dengan berat badan.

Tidak hanya itu, Dokter pun menerangkan apabila pengobatan tuberkulosis tidak dijalani sampai tuntas maka akan menyisakan bakteri penyebab infeksi dalam tubuh dan akan berkembang menjadi bakteri resisten obat atau kebal dengan obat sehingga lebih sulit untuk disembuhkan.

“Risiko dari tidak tuntas pengobatan TB adalah kumannya bisa jadi kebal atau lebih susah mengobatinya dan itu menimbulkan risiko kematian lebih tinggi kemudian hari,” tutur Arifianto.

Selain pengobatan yang tuntas, Dokter spesialis itu juga menekankan kontak erat dengan orang yang tertular merupakan kunci dari penyebaran bakteri tuberkulosis. Oleh karena itu, ia mendorong pemutusan rantai penularan guna mencegah penyebaran tuberkulosis.

“Kalau ketemu satu pasien TB jangan cuma mengobati dia saja, langsung investigasi kontak. Anak ini tinggal sama siapa, orang dewasa ini tinggal sama siapa, semua orang harus dites, diskrining sakit TB atau tidak dan harus benar-benar diobati,” tuturnya. (ant/sya/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs