Mayjen TNI Eko Margiono Danjen Kopassus mengatakan kalau TNI akan turun dalam pengamanan Asian Games tergantung pada eskalasi ancaman.
Untuk itu, kata Eko, TNI terus berkoordinasi dengan Polri dalam masalah pengamanan ini, termasuk siap pada arahan pimpinan negara atau presiden.
“Koordinasi pengamanan dengan pihak kepolisian dilakukan secara intensif. Bagi kami adalah apabila eskalasi ancaman sudah pada level tertentu yang mengharuskan TNI untuk turun maka itu tergantung dari pimpinan negara,” ujar Eko usai melakukan simulasi pengamanan teror Asian Games di Gelora Bung Karno (GBK), Rabu (1/8/2018).
Kata dia, latihan ini rutin dilaksanakan, dan sebagai sarana latihan sekaligus sebagai tuan rumah Asian Games, TNI memandang perlu untuk latihan dalam rangka antusipasi pengamanan Asian Games khususnya antisipasi teror.
“Tadi skenarionya pada hari ini dibantu pihak kepolisian dan kewilayahan. Pada saat penyanderaan ada perintah kepada panglima untuk pembebasan sandera,” kata Eko.
Dimulai berturut-turut dari Bravo, Denjaka, dan Gultor. Menurut Eko, ini dimaksudkan agar masyarakat bisa menyaksikan secara langsung melalui media mengenai operasi Penyelamatan sandera. Karena apabila dilaksanakan sekaligus, fokusnya akan terbagi karena kegiatan dilakukan di tiga tempat berbeda. Kegiatan ini diikuti oleh 520 personel.
Eko menjelaskan, ada beberapa titik pengamanan, beberapa diantaranya venue-venue di GBK, kemudian wisma atlet kemayoran serta proses perjalanan atlet ke venue pertandingan.
“Kami sudah siap dengan pengamanan tidak hanya di GBK tetapi juga di Palembang,” pungkas Eko.(faz/iss/dwi)