Edy Wuryanto Anggota Komisi IX DPR RI memberikan atensi terhadap kenaikan kasus demam berdarah dengue (DBD) dalam negeri.
Selain itu, ia juga meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan tenaga kesehatan untuk menggiatkan edukasi kesehatan publik sekaligus mengajak masyarakat hidup sehat secara mandiri.
“Ada masyarakat miskin yang terkena DBD dan mencari rumah sakit, tapi selalu penuh,” kata Eddy dilansir Antara, Selasa (26/3/2024).
Ia menggarisbawahi data Kemenkes yang menyebutkan kasus demam berdarah di Indonesia mencapai 35.556 kasus, dengan kasus kematian mencapai 290 orang hingga pekan kesebelas 2024.
“Masa urgent DBD ini lima hari. Jika tertolong kemungkinan besar sembuh. Jika terlambat bisa meninggal,” ujarnya.
Ia juga menyoroti peran serta masyarakat yang kini melemah dibandingkan pada tahun 90-an yang justru gencar melibatkan publik untuk upaya pemberantasan DBD.
“Akhir-akhir ini saya lihat PSN (pemberantasan sarang nyamuk) lemah tapi justru mengandalkan vaksinasi atau wolbachia. Pelibatan masyarakat rendah,” ujarnya.
Sebelumnya dalam rapat kerja dengan Kemenkes pada Senin (25/3/2024), Edy mempertanyakan mempertanyakan upaya pemerintah dalam menangani kasus DBD agar tidak ada masyarakat yang terlambat mendapat penanganan.
Menurutnya, pemerintah perlu menyiapkan cara untuk dapat menggerakkan serta memandirikan masyarakat. Mengingat penanganan masalah kesehatan publik sejatinya memerlukan kolaborasi banyak pihak, termasuk masyarakat. (ant/saf/ipg)