Minggu, 24 November 2024

Giat Ramadan, Siswa Jerman dan Finlandia Belajar Merawat Jenazah di Smamda Surabaya

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Praktik merawat jenazah dalam kegiatan khusus di bukan Ramadan yang ada di SMA 2 Muhammadiyah (Smamda) Surabaya, Senin (25/3/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Dua siswa SMA yang berasal dari Jerman dan Finlandia ikut belajar merawat jenazah secara Islam di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) pada Senin (25/3/2024).

Luka Joonatan Hannula siswa SMA dari Finlandia mengaku senang dengan adanya kegiatan tersebut. Menurutnya, dengan belajar merawat jenazah secara ajaran agama Islam, ia mendapat ilmu baru.

“Bagi saya acara ini sangat menarik. Saya akan memberitahu keluarga saya dalam laporan triwulanan saya. Mereka selalu sangat tertarik dengan tradisi yang telah saya pelajari,” katanya pada Senin (25/3/2024).

Emelie Knaack siswa SMA dari Jerman juga mengungkapkan bahwa dirinya senang bisa mengikuti rangkaian merawat jenazah, mulai dari memandikan hingga memakamkan.

“Sangat menarik untuk melihat betapa rumitnya pekerjaan ini dan betapa pedulinya masyarakat selama seluruh proses berlangsung. Di negara saya, kami tidak memiliki proses seperti ini untuk jenazah, biasanya cukup sederhana, memasukkan jenazah ke dalam rumah sakit, peti mati lalu dikuburkan atau dibakar. Tergantung permintaan orang sebelum mati,” jelasnya.

Astajab (kiri) Kepala Sekolah Smamda Surabaya, Luka Jonathan Hannula (tengah) siswa SMA dari Finlandia dan Emelie Knaack (kanan) siswa SMA dari Jerman saat berada di Smamda Surabaya, Senin (25/3/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Sementara itu, Astajab Kepala Sekolah Smamda Surabaya mengatakan, dalam kegiatan tahunan bulan Ramadan itu, ada dua materi yang diberikan.

Dua materi itu adalah perawatan jenazah sesuai tuntutan Rasulullah SAW dan memanfaatkan kesempatan hidup untuk menjadi pribadi yang mulia dalam kebaikan dan ketakwaan.

“Kami sangat senang Smamda menjadi jujugan siswa asing untuk belajar keislaman. Terlebih lagi proses perawatan jenazah ini karena mereka berkesempatan menambah ilmu pengetahuan yang mungkin tidak akan ia dapatkan di moment lain,” ucapnya.

Pelaksanaan praktik tersebut, kata dia, dimulai dengan mendengarkan paparan narasumber terkait proses memandikan, mengkafani, mensalatkan hingga menguburkan. Kemudian siswa secara berkelompok melakukan praktik dan dilakukan penilaian.

Ia berharap, siswa yang ikut praktik tersebut tidak hanya mampu memanfaatkan kesempatan hidup agar menjadi pribadi yang lebih baik, tetapi juga bisa memperoleh pengetahuan.

Seperti diketahui, selain praktik perawatan jenazah, sebelumnya pada Maret 2024, siswa asing Rotary Youth Exchande di Smamda Surabaya itu juga telah belajar manasik haji bersama ratusan siswa lainnya.(ris/saf/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
27o
Kurs