Antonio Guterres Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Sabtu (23/3/2024) mengunjungi sisi Mesir perlintasan perbatasan Rafah dengan Jalur Gaza, dan kembali menyerukan agar gencatan senjata segera dilaksanakan di daerah kantong Palestina yang terkepung itu.
“Sudah waktunya gencatan senjata kemanusiaan segera dilaksanakan. Sudah waktunya menurunkan senjata,” kata Guterres seperti dilansir Antara pada Senin (25/3/2024).
Kementerian Kesehatan Palestina memaparkan serangan masif Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan 32.142 warga.
Eskalasi serangan Israel dilakukan sebagai aksi balasan terhadap serangan yang dilancarkan oleh kelompok Hamas yang menguasai Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu di beberapa wilayah Israel yang berdekatan dengan jalur tersebut. Dalam serangan itu, militan Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.
“Tidak ada yang dapat membenarkan serangan mengerikan yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober, dan tidak ada pula yang dapat membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina,” ujar Sekjen PBB itu kepada para wartawan.
Sejak akhir Oktober tahun lalu, perlintasan Rafah telah menjadi jalur utama untuk pengiriman bantuan kemanusiaan yang disumbangkan oleh Mesir dan negara-negara lain serta organisasi-organisasi lokal maupun internasional untuk Gaza di tengah konflik.
“Warga Palestina di Gaza, anak-anak, perempuan, dan laki-laki, saat ini masih terjebak dalam mimpi buruk tanpa henti. Masyarakat dilenyapkan, rumah-rumah dihancurkan, dan keluarga serta generasi dimusnahkan, dengan kelaparan dan kekurangan yang terus menghantui,” ucapnya.
PBB akan terus bekerja sama dengan Mesir, lanjut dia, untuk menjamin aliran bantuan ke Gaza, dan mengapresiasi keterlibatan penuh Mesir dalam mendukung rakyat Gaza.
Ia menyesalkan bahwa pengepungan Israel di Gaza terus berlanjut selama bulan suci Ramadan.
“Saya sangat prihatin mengetahui bahwa begitu banyak orang di Gaza tidak dapat berbuka puasa dengan layak. Saya ingin warga Palestina di Gaza tahu bahwa kalian tidak sendiri. Orang-orang di seluruh dunia geram atas kengerian yang kita semua saksikan secara langsung ini,” ungkapnya.
Untuk diketahui, kunjungan Guterres ke perlintasan Rafah itu dilakukan di saat Israel mengumumkan rencana untuk meluncurkan operasi darat skala besar di Kota Rafah, yang menjadi tempat perlindungan bagi sekitar 1,5 juta pengungsi internal Palestina. Langkah ini dikecam secara luas oleh masyarakat internasional.
Setelah Kairo, Guterres dijadwalkan untuk berkunjung ke Amman, Yordania, dan menyambangi fasilitas Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA). (ant/ike/ipg)