Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel menolak seruan Amerika Serikat (AS) untuk membatalkan operasi darat di Kota Rafah, yang saat ini didiami oleh 1,5 juta pengungsi Palestina.
Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Netanyahu dan Joe Biden Presiden AS melalui panggilan telepon pada Senin (18/3/2024) sepakat bahwa tim mereka akan segera bertemu di Washington guna bertukar pandangan dan mendiskusikan pendekatan alternatif untuk operasi darat besar-besaran di Rafah.
Dilansir Antara pada Kamis (21/3/2024), Kantor Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa delegasi tersebut, yang dipimpin oleh Ron Dermer Menteri Urusan Strategis, akan berangkat pekan depan “demi kelanjutan pertempuran.
Sebelumnya pada Selasa (19/3/2024), Netanyahu mengatakan dalam pidatonya di depan Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan di parlemen Israel bahwa serangan darat merupakan satu-satunya cara untuk mengalahkan militan Hamas di Rafah.
Dia menjelaskan kepada Biden bahwa Israel bertekad akan menyelesaikan pemusnahan batalion (Hamas) di Rafah, dan tidak ada cara untuk melakukan ini tanpa serangan darat.
Israel melancarkan serangan ke Gaza pada 7 Oktober 2023. Israel juga menerapkan blokade atas air, makanan, listrik, dan obat-obatan, sehingga mengakibatkan kekurangan pasokan yang akut.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan, sedikitnya 23 anak telah meninggal karena malanutrisi akut. Israel berkilah bahwa pihaknya menghalangi truk-truk bantuan. (ant/saf/ipg)