Jumat, 22 November 2024

Bencana Kekurangan Pangan di Gaza Disebut Bisa Berakibat Kematian Massal

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Warga Palestina berkumpul untuk menerima bantuan di luar gudang UNRWA ketika penduduk Gaza menghadapi krisis kelaparan, di Kota Gaza, Senin (18/3/2024). Foto: Reuters Warga Palestina berkumpul untuk menerima bantuan di luar gudang UNRWA ketika penduduk Gaza menghadapi krisis kelaparan, di Kota Gaza, Senin (18/3/2024). Foto: Reuters

Kekurangan pangan yang ekstrem terjadi di beberapa bagian Jalur Gaza telah melampaui ambang batas, sehingga kematian massal akan segera terjadi jika gencatan senjata tidak segera dilakukan. Adanya lonjakan permintaan makanan ke daerah-daerah yang terputus akibat pertempuran, kata pemantau kelaparan global pada hari Senin (18/3/2024).

Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), yang penilaiannya diandalkan oleh badan-badan PBB, mengatakan bahwa 70 persen orang di bagian utara Gaza menderita tingkat kekurangan pangan yang paling parah.

Dilansir dari Reuters pada Selasa (19/3/2024), angka tersebut lebih dari tiga kali lipat ambang batas 20 persen yang diperkirakan.

IPC mengatakan bahwa mereka tidak memiliki data yang cukup mengenai angka kematian, namun memperkirakan warga akan segera meninggal dalam skala kelaparan. IPC memperkirakan akan ada dua orang dari setiap 10.000 orang meninggal setiap hari akibat kelaparan atau kekurangan gizi dan penyakit.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 27 anak dan tiga orang dewasa telah meninggal sejauh ini karena kekurangan gizi.

“Tindakan yang diperlukan untuk mencegah kelaparan dibutuhkan keputusan politik segera untuk mewujudkan gencatan senjata dengan peningkatan yang signifikan, serta akses kemanusiaan dan komersial untuk seluruh penduduk Gaza,” katanya.

Secara keseluruhan, 1,1 juta warga Gaza atau sekitar setengah dari populasi, mengalami kekurangan makanan yang sangat parah, dengan sekitar 300.000 orang di daerah tersebut kini menghadapi prospek tingkat kematian akibat kelaparan.

Prospek kelaparan di Gaza telah membawa kritik keras terhadap Israel dari sekutu Barat sejak melancarkan perangnya melawan militan Hamas setelah serangan mematikan mereka ke wilayah Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.

“Di Gaza, kami tidak lagi berada di ambang kelaparan. Kami berada dalam kondisi kelaparan ekstrem. Kelaparan digunakan sebagai senjata perang. Israel memprovokasi kelaparan,” ujar Josep Borrell Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, dalam sebuah konferensi di Brussel mengenai bantuan untuk Gaza.

Antonio Guterres Sekretaris Jenderal PBB menyebut laporan IPC sebagai dakwaan yang mengerikan. ia mengatakan bahwa Israel harus mengizinkan akses penuh dan tanpa batas ke semua bagian Gaza.

Sedangkan David Cameron Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan bahwa ia akan mengkaji laporan tersebut dengan seksama. “Sudah jelas bahwa status quo tidak dapat dipertahankan. Kita membutuhkan tindakan segera untuk menghindari kelaparan,” ujar bekas Perdana Menteri Inggris itu. (azw/saf/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs