Sabtu, 23 November 2024

Pengguna Tanda Tangan Digital Tumbuh Pesat

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi

Sejak 2016 lalu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengenalkan tanda tangan digital (TTD) yang memiliki keabsahan sama dengan tanda tangan basah.

Dua tahun berselang, penggunaan TTD tercatat mengalami pertumbuhan pesat. Perusahaan-perusahaan swasta mulai memanfaatkannya sebagai pengganti tanda tangan basah karena dinilai lebih efisien.

Demikian halnya pemerintah yang mulai menerapkan TTD untuk bermacam perizinan di berbagai Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).

Belakangan ini, Dispendukcapil Surabaya menjadi pilot project pengurusan akta kelahiran online yang mana pemohon bisa mencetak sendiri dokumen akta kelahirannya.

Pada penerapannya, dokumen digital akta kelahiran yang bisa dicetak sendiri oleh pemohon itu menerapkan penggunaan TTD dan kode batang (barcode) sebagai bukti keabsahannya.

Pesatnya penggunaan tanda tangan digital ini berbanding lurus dengan peningkatan jumlah pengguna TTD di tanah air. Baik perorangan, mewakili perusahaan, maupun pemerintah.

Masyarakat Indonesia sejak 2016 lalu sudah cukup mudah mendapatkan TTD-nya melalui program sivion Kominfo dengan mendaftarkan TTD-nya di rakominfo.rootca.or.id.


Pertumbuhan dan kecenderungan pengguna TTD. Grafis: PrivyID

Sementara itu, PrivyID sebuah startup swasta penyedia tanda tangan digital mencatat, dalam waktu enam bulan terakhir pengguna TTD di aplikasi itu meningkat hampir dua kali lipat.

Perlu diketahui, PrivyID adalah startup yang mengklaim sebagai satu-satunya penyedia tanda tangan digital swasta yang memenuhi syarat UU ITE dan PP 82/2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.

Marshall Pribadi CEO PrivyID menyebutkan, selama 2018 ini, pengguna TTD di PrivyID yang tadinya hanya 1 juta meningkat menjadi 1,9 juta pengguna hingga Juni lalu.

Sebagian besar pengguna TTD, kata dia, tersebar di seputar Pulau Jawa. Sebanyak 59 persen dari total pengguna aplikasi itu berasal dari Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi.

“Kalau dilihat dari profesinya, 70 persen dari 1,9 juta pengguna TTD itu berprofesi sebagai karyawan swasta, dengan rentang usia 25-40 tahun,” ujarnya dalam keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net, Kamis (2/8/2018).

Pengguna TTD melalui aplikasi PrivyID di Indonesia tercatat masih didominasi laki-laki. Sebanyak 62 persen pengguna adalah laki-laki, sedangkan 38 persen lainnya adalah perempuan.

Hingga Juni 2018, total dokumen yang telah ditandatangani secara digital dengan PrivyID sudah mencapai 664.009 dokumen, atau sejumlah 110.669 dokumen setiap bulan.

“Jumlah ini melonjak 159 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya,” kata dia.

PrivyID juga mencatat, kecenderungan pengguna membubuhkan TTD. Saat ini pengguna dominan menggunakan ponsel pintar. Sebanyak 64 persen pengguna PrivyID membubuhkan TTD dengan ponsel.

Sisanya adalah pengguna yang lebih suka menandatangani dokumen digital via laptop atau komputer desktop.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs