Firman Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM) Surabya mengungkapkan, puasa memiliki banyak manfaat terhadap kesehatan tubuh, termasuk bisa memperbaiki sistem pencernaan.
Ia menyebut, sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Internal Medicine, menjelaskan bahwa dari 130 orang pengidap asam lambung, 66 orang diantaranya melaksanakan puasa ramadan, dan 64 orang lainnya tidak berpuasa. Hasil penelitian tersebut menunjukkan, keluhan asam lambung menjadi jauh lebih ringan pada orang yang menjalani puasa, daripada yang tidak berpuasa.
“Sebab dengan berpuasa justru pola makan menjadi lebih teratur. Kebiasaan nyemil makanan pemicu asam lambung juga dapat diminimalisir,” katanya pada Sabtu (16/3/2024).
Meskipun begitu, untuk memastikan kesehatan lebih terjaga, ia menyarankan agar selama menjalani puasa tetap memperhatikan kondisi. Yakni, jika lambung terasa tidak nyaman, hendaknya meminum obat terlebih dahulu sebelum sahur.
“Berpuasa bagi penderita asam lambung memang tidak semudah orang sehat pada umumnya, biasanya beberapa hari awal berpuasa perut terasa tidak nyaman. Namun biasanya hanya terjadi tiga sampai tujuh hari di awal puasa saja, kemudian kondisi tubuh akan beradaptasi dan mulai nyaman menjalani puasa tanpa minum obat,” jelasnya.
Ia juga menekankan, akan tidak melewatkan makan sahur, agar tidak memperparah kondisi asam lambung di siang hari. Karena, tidak bagus perut kosong dalam waktu lama.
“Jadi, usahakanlah untuk selalu bangun tepat waktu untuk makan sahur. Sayur yang direbus serta masakan tidak pedas dan tidak asam bisa menjadi pilihan sebagai menu sahur,” imbuhnya.
Saat berbuka, kata dia, juga harus dilakukan tepat waktu, karena perut butuh mencerna makanan, sehingga cairan asam lambung bisa langsung digunakan untuk mengolah makanan. Tetapi, harus dilakukan dengan porsi yang tidak berlebih meskipun dalam kondisi sangar lapar.
“Makan dengan porsi banyak, malah akan memicu naiknya asam lambung. Dan sangat disarankan makan ringan terlebih dahulu, kemudian makan nasi dapat dilanjutkan setelah shalat magrib,” ujarnya.
Bagi pengidap asam lambung, ia juga menekankan agar menghindari makanan pedas serta buah yang terasa asam dan makanan berlemak tinggi.
“Terutama pada saat makan sahur, karena lemak tinggi yang terdapat pada makanan seperti santan, susu, jeroan, gorengan, serta daging, dapat memperberat kerja lambung sehingga puasa bisa menjadi tidak nyaman dan tidak nikmat,” ujarnya.
Seperti diketahui, penyakit asam lambung merupakan salah satu masalah percernaan yang sering dicemaskan oleh kebanyakan orang, terutama saat menjalani ibadah puasa. Gejala yang umum dirasakan seperti tidak nyaman pada perut bagian atas, rasa mual, begah, perut terasa perih hingga sensasi terbakar di ulu hati.
Penyakit asam lambung di dunia medis dikenal dengan Gastroesophangeal Reflux Disease (GERD). Penyakit itu disebabkan oleh naiknya cairan asam lambung ke kerongkongan, sehingga timbul rasa perih seperti terbakar di sekitar daerah dada. (ris/saf/iss)