Senin, 25 November 2024

SKK Migas: 15 Proyek akan Tambah Produksi Sebesar 41 Ribu BOPD Pada 2024

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Dwi Soetjipto Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) (tengah) dalam RDP dengan Komisi VII DPR RI, dipantau secara daring melalui kanal YouTube Komisi VII DPR RI, dari Jakarta, Rabu (13/3/2024). Foto: Antara/ tangkapan layar

SKK Migas menyatakan sebanyak 15 proyek hulu migas yang akan beroperasi pada 2024 bakal menambah kapasitas produksi sebesar 41.922 barrel oil per day (BOPD), dan 207 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

“Rencana onstream 2024, ada 15 proyek dan diharapkan memberi tambahan peningkatan kapasitas 41.922 BOPD dan 207 MMSCFD gas dengan CAPEX sekitar 560,1 juta dolar AS,” kata Dwi Soetjipto Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), dalam RDP dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (13/3/2024).

Melansir Antara, dalam kesempatan itu Dwi juga menyoroti persoalan minyak yang masih mengalami penurunan. Karenanya, melalui proyek onstream 2024 ini, ia berharap dapat menambah kapasitas minyak.

Seperti, melalui proyek di Forel Bronang untuk menghasilkan minyak sebanyak 10 ribu BOPD dan gas sebanyak 43 MMSCFD, Pertamina EP Puspa Asri yang ditargetkan menambah 600 BOPD, serta Flowline ASDJ-116X yang ditargetkan menambah kapasitas minyak sebesar 94 BOPD.

Kemudian, juga ada OPL E-Main yang diharapkan dapat menambah kapasitas produksi sebesar 128 BOPD, Akatara Gas Plant yang ditargetkan menambah produksi minyak sebesar 1.100 BOPD dan gas sebesar 25 MMSCFD, serta Banyu Urip Infill Clastic yang diharapkan dapat menambah kapasitas produksi minyak sebesar 30 ribu BOPD.

Sedangkan, sembilan proyek lainnya ditargetkan dapat menambah produksi gas. “Misalnya Hidayah Petronas yang diharapkan onstream 2027 dengan tambahan 25 ribu BOPD,” katanya.

Tidak hanya itu, proyeksi lifting migas nasional yang diperbaharui per 6 Februari 2024, terdapat sekitar 14 proyek terkait lifting minyak yang sedang dalam rencana pengembangan dan ditargetkan untuk mulai beroperasi pada rentang 2025–2027.

“Ini ada beberapa agenda (pada 2025) seperti onstream POD-proyek Terubuk ini Forel, Wilela, Merakes East, OO-OX, dan lain-lain,” ucap Dwi.

Lebih lanjut, pada 2026 terdapat onstream POD (plan of development) proyek komersialisasi Gas Banyu Urip, Ande-Ande Lumut, Tambak Boyo, Ubadari, dan lain-lain.

“2027 ada onstream POD proyek Geng North-Gehem, Hidayah, Anambas, Langsa, Gendalo-Gandang, dan lain-lain,” ucap dia.

Proyek-proyek tersebut, Dwi melanjutkan, merupakan potensi-potensi yang dimiliki oleh Indonesia untuk mengangkat kapasitas lifting minyak ke depannya.

Sebelumnya, SKK Migas menyebut realisasi lifting minyak di tahun 2023 sebesar 605.500 barel minyak per hari (BOPD). Capaian tersebut di bawah target lifting minyak pada 2023 sesuai ditetapkan APBN 2023, yakni sebesar 660.000 BOPD, dan di bawah target work program and budget (WP&B) yang ditetapkan, yakni sebesar 621.000 BOPD.

Adapun sejumlah kendala yang dihadapi oleh SKK Migas, yakni kondisi cuaca yang ekstrem, safety stand down yang terjadi di seluruh wilayah Pertamina selama empat bulan yang mengakibatkan berkurangnya produksi sekitar 3.000 barrel oil per day (BOPD), pengeboran yang tidak mencapai target, ketersediaan rig, hingga tumpang tindih lahan dengan kawasan hutan konservasi. (ant/sya/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
33o
Kurs