Jumat, 22 November 2024

Faktor Cuaca Hingga Tumpang Tindih Lahan Jadi Kendala Operasional Migas Capai Target di 2023

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Dwi Soetjipto Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) (tengah) dalam RDP dengan Komisi VII DPR RI, dipantau secara daring melalui kanal YouTube Komisi VII DPR RI, dari Jakarta, Rabu (13/3/2024). Foto: Antara/ tangkapan layar

Satuan Kerja Khusus Pelaksana kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut kondisi cuaca ekstrem hingga tumpang tindih lahan dengan kawasan hutan konservasi menjadi kendala operasional hulu migas dalam mencapai target 2023.

“Cuaca ekstrem dan banjir ini, di akhir tahun lalu dan awal tahun ini menimpa beberapa daerah,” kata Dwi Soetjipto Kepala SKK Migas dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (13/3/2024) yang dilaporkan Antara.

Dwi juga menjelaskan bahwa kondisi cuaca yang ekstrem mengakibatkan lokasi-lokasi pengeboran, sumur dan fasilitas produksi di Sumatera bagian Utara yang meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau terdampak banjir.

Sementara, banjir tersebut mengakibatkan terhambatnya mobilisasi rig atau alat pengeboran ke lokasi sehingga mengganggu aktivitas produksi.

Selain itu, Dwi memaparkan sejumlah kendala lainnya, seperti safety stand down yang terjadi di seluruh wilayah Pertamina selama empat bulan yang mengakibatkan berkurangnya produksi sekitar 3.000 barrel oil per day (BOPD), pengeboran yang tidak mencapai target yang juga mengurangi jumlah produksi sekitar 4.700 BOPD, serta permasalahan mengenai ketersediaan rig.

“Ini (kendala ketersediaan rig) sempat terjadi, sehingga pelan-pelan kami coba mengundang potensi rig dari luar negeri untuk bisa dipakai di Indonesia (untuk) sementara, sampai ada produksi dalam negeri yang bisa menggantikan,” katanya.

Lebih lanjut, terkait kendala tumpang tindih lahan dengan kawasan hutan konservasi, Dwi menilai bahwa diperlukan kebijakan khusus dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar kegiatan hulu migas dapat dilakukan di kawasan hutan konservasi.

Sebelumnya, SKK Migas menyebut realisasi lifting minyak di tahun 2023 sebesar 605.500 barel minyak per hari (BOPD). Capaian tersebut di bawah target lifting minyak pada 2023 sesuai yang ditetapkan APBN 2023, yakni sebesar 660.000 BOPD, dan di bawah target work program and budget (WP&B) yang ditetapkan, yakni sebesar 621.000 BOPD. (ant/sya/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs