Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya fokus menjalankan program Compact City yang diprioritaskan untuk kawasan Surabaya Barat.
Irvan Wahyudradjat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya menyebut, Compact City artinya segala fasilitas pelayanan publik dekat dengan masyarakat.
Mulai dari pelayanan kesehatan, administrasi pelayanan penduduk (adminduk), perpustakaan, hingga konseling, yang bisa dijangkau dari kelurahan, kecamatan, Balai RW, hingga Mal Pelayanan Publik (MPP).
Kunci jadi kota yang efisien atau Surabaya Hebat, lanjutnya, jika jarak dan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat minimalis.
“Jadi, rumah sakit di dekatkan, seperti halnya RSUD Surabaya Timur. Puskesmas diratakan (fasilitasnya), sekolah SD-SMP juga diratakan, fasilitas olahraga diratakan, seperti lapangan tenis, futsal, dan lain sebagainya,” kata Irvan lewat keterangan pers, Rabu (13/3/2024).
Termasuk mendekatkan tempat sarana hiburan rakyat untuk warga Surabaya Barat misalnya Romokalisari Adventure Land, Kebun Raya Mangrove, dan Taman Hutan Raya (Tahura) Mangrove. Tujuannya bukan sekadar untuk menarik wisatawan, tapi juga sebagai perputaran perekonomian warga.
Tidak menutup kemungkinan konsep ini akan memanfaatkan lahan atau aset pemkot di setiap wilayah kecamatan. Termasuk aset prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU) yang telah diserahkan oleh pengembang.
“Seperti pada case romokalisari adventure land, kebun raya mangrove, tahura pakal, itu ternyata mampu menggerakkan ekonomi, dan omzetnya mereka juga tinggi ternyata. Baik dari segi wisatanya, pengelolaannya, tempat parkirnya, pengelolaan wahananya, mereka (warga) memperoleh pekerjaan,” jelasnya.
Wilayah yang jadi fokus pengembangan mulai Agustus nanti adalah Jeruk, Bangkingan, Sumur Welut di Kecamatan Lakarsantri, Made di Kecamatan Sambikerep, dan Tengger Kandangan di Kecamatan Benowo.
Ia berharap program ini bisa menjadi generator pertumbuhan wilayah dan memberikan efek berantai bagi sosial ekonomi warga di wilayah Surabaya barat.
“Nantinya, wisata di masing-masing wilayah itu akan dibuat secara tematik, tujuannya agar tidak bersaing,” imbuhnya lagi.
Konsep ini, sambungnya, diadopsi dari program Surabaya sebagai kota yang Humanis, Efektif dan Efisien, Berakhlak, Akuntabel, serta Transparan (Hebat).
“Karena konsep kita adalah Compact City, yakni memberikan kemudahan bagi warga ketika membutuhkan apapun. Mulai dari sembako, makanan, kuliner, fasilitas olahraga, taman, dan sebagainya itu mendekatkan, tanpa bertransportasi,” tandasnya. (lta/saf/iss)