Pemerintah Kota Surabaya menggelar pertunjukan seni Jaranan spesial untuk menemani akhir pekan warga di Tugu Pahlawan Surabaya, Minggu (10/3/2024) pagi.
Pertunjukan seni ini berlangsung mulai pukul 08.00 WIB yang diisi empat penampilan dari Paguyuban Seni Jaranan Bayu Manggolo. Diantaranya, Perang Kepang, Tari Bujang Ganong, Bolo Kurowo, dan Singo barong.
Didik Harianto Pimpinan Paguyuban Seni Jaranan Bayu Manggolo membeberkan, setiap penampilan memiliki makna sejarah dan pesan tersendiri.
“Penampilan pertama itu Perang Kepang memiliki makna semangat patriot peperangan para pahlawan. Kemudian, penampilan Tari Bujang Ganong dan Bolo Kurowo menunjukkan kepompakan para prajurit. Dan yang terkahir (Singo Barong) memberi makna Brotoyudo yakni pertempuran dengan raja-raja siluman,” beber Didik saat ditemui suarasurabaya.net.
Tari Jaranan ini, lanjut dia, dilakukan oleh sekelompok penari dengan pakaian prajurit yang menunggangi kuda kepang. Mereka menunggangi kuda dan menari dengan gerakan yang dinamis, selaras dengan iringan musiknya.
Saat menari, sang penari juga melakukan berbagai atraksi seperti makan burung, kembang, pecahan kaca hingga ular. Tanpa merasa sakit, sang penari melakukan atraksi sambil menari didampingi sang gambuh.
Diketahui, gambuh adalah seorang pawang yang bertugas untuk melakukan ritual, berkomunikaai dengan leluhur dan menyembuhkan penari yang kesurupan. Pada saat pertunjukan, sang gambuh membacakan mantra dan memanggil roh leluhur untuk memasuki raga sang penari.
Pertunjukan seni yang sangat kental akan kesan magis dan nilai spiritual ini, membuat decak kagum para penonton. Ditambah lagi, riuh tepuk tangan yang menggema dari penonton membuat pertunjukan semakin seru.
Kekaguman yang diutarakan penonton mendapat kesan positif bagi Paguyuban Seni Jaranan Bayu Manggolo ini. Sorak sorai antusias para penonton dari awal pertunjukkan hingga selesai, menjadi indikator kesuksesan penampilan mereka.
“Senang dan semangat tentunya, karena melihat antusias masyarakat Surabaya dalam mendukung kesenian tradisional Jaranan khas Jawa Timur ini,” ujar Didik.
Pada kesempatan yang sama, Eka Widia salah satu penonton asal Darmo Surabaya mengungkapkan, pertunjukan seni jaranan menjadi tontonan yang pas untuk menikmati liburan akhir pekan di Kota Pahlawan ini.
“Saya mendapat informasi dari media sosial, jadi saya tertarik untuk datang kesini sambil menikmati waktu santai di akhir pekan,” tuturnya.
Kedepan, ia berharap Pemkot Surabaya bisa lebih sering menyelenggarakan pertunjukan seni di ruang publik. Menurutnya, hal tersebut bisa menjadi kesempatan yang bagus untuk memperkenalkan dan mengajarkan kepada anak-anak tentang kesenian khas Jawa Timur. (ike/bil/iss)