Jumat, 22 November 2024

Pemkab Mojokerto Dibantu Pemprov Jatim Masih Upayakan Penanganan Tanggul Jebol Penyebab Banjir

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ikfina Fahmawati Bupati Mojokerto (rompi hitam) bersama Adhy Karyono Pj Gubernur Jawa Timur waktu meninjau Sungai Sadar yang salah satu titik tanggulnya jebol dan mengakibatkan banjir di wilayah setempat, Rabu (6/3/2024) kemarin. Foto: Humas Pemprov Jatim

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto dibantu Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) masih mengupayakan untuk menyelesaikan masalah tanggul jebol di Sungai Sadar yang menyebabkan banjir di wilayah setempat sejak Rabu (6/3/2024) kemarin.

Ikfina Fahmawati Bupati Mojokerto mengatakan dalam penanganan tanggul jebol itu, pihaknya dibantu mulai BPBD Jatim, Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Jatim, serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.

“Fokusnya teman-teman teknis itu mengupayakan agar tanggul yang jebol ini segera kita tutup sementara, karena Sungai Sadar ini besar, alirannya deras, tanggulnya juga yang besar, dan tebal. Maka ini nggak bisa kalau hanya ditutup sandbag,” jelasnya kepada Radio Suara Surabaya FM 100, Kamis (7/3/2024).

Sebagai informasi, ada tiga titik tanggul Sungai Sadar yang sebelumnya diberitakan jebol dengan lebar 20-30 meter dan menyebabkan lima desa di Kecamatan Mojosari, serta dua desa di Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto banjir. Akibatnya, 1.200 rumah terdampak genangan, dengan kurang lebih 5.000 warganya terpaksa diungsikan.

Ikfina menyebut, tanggul yang jebol itu karena debit air sungai yang tinggi akibat hujan dengan intensitas deras selama kurang lebih 4-5 jam kemarin. Hujan yang terjadi di sekitaran kawasan Pacet dan Trawas, membuat air mengalir ke bawahnya hingga ke Sungai Sadar yang merupakan terusan Sungai Besar Brantas.

“Sehingga kemudian ada penumpukan air yang sangat luar biasa, dan beberapa tanggul di anak-anak sungai yang bermuara di Sungai Sadar itu jebol,” jelasnya.

Adapun untuk kawasan yang tergenang banjir, lanjut Ikfina, beberapa di antaranya ada yang berupa daerah cekungan seperti di Desa Kedunggempol, Kecamatan Mojosari. Sehingga harus dibantu pompa air untuk surut. Sampai dengan sore ini, Kamis, menurut Bupati Mojokerto itu, ketinggian air tersisa 20 centimeter.

Selain fokus ke penanganan tanggul jebol, kata Ikfina, Pemkab Mojokerto dibantu Dinas Sosial Jatim juga mengupayakan kebutuhan masyarakat terdampak yang mengungsi. Salah satunya dengan pendirian dapur umum.

Sebelumnya, Adhy Karyono Pj Gubernur Jatim mengatakan pihaknya bakal melakukan asessment di lokasi-lokasi terdampak banjir yang jadi langganan setiap tahun.

“Untuk yang dua desa di Mojosari memang sudah langganan, dari tanggul-tanggulnya sudah mulai rapuh dan debit airnya besar, kemudian konstruksi wilayah perkampungan lebih rendah dari sungainya,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya. (bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs