Jumat, 22 November 2024

Satu Juta Dosis Vaksin Mulai Didistribusikan untuk Anitsipasi Lonjakan Kasus PMK di Jatim

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Adhy Karyono Pj Gunernur Jatim saat menerima kiriman vaksin PMK dari Kementan, Kamis (7/3/2024). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dikabarkan melonjak di Provinsi Jawa Timur. Untuk mencegah laju lonjakan, Kementerian Pertanian (Kementan) mendistribusikan satu juta dosis vaksin PMK ke Dinas Pertanian Jatim.

Pengiriman dosis vaksin dari Kementan itu diterima langsung oleh Adhy Karyono Penjabat (Pj) Gubernur Jatim di Kantor Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Kamis (7/3/2024).

Dalam vaksin itu juga disediakan dosis untuk penyakit Lumpy Skin Diseas (LSD) yang jumlahnya mencapai 250 ribu dosis sedangkan untuk vaksinasi PMK tersedia 750 ribu dosis.

“Vaksinasi dari Kementerian Pertanian kemudian kita langsung serahkan kepada kabupaten/kota,” ujar Adhy Karyono.

Pj Gubernur Jatim menyebut, data sementara sebaran kasus PMK pada hewan ternak sapi di Jatim diperkirakan hampir 200 ekor yang didominasi di wilayah Pasuruan. Rinciannya, 145 sapi terinfeksi dan 31 di antaranya dilaporkan mati hingga 20 Februari 2024 lalu.

“200-an sedikit kasus yang terjadi tapi kita harus menjaga. Jangan sampai membesar,” tuturnya.

Kemudian ada sejumlah daerah prioritas yang akan diberikan dosis vaksin lebih banyak berdasarkan jumlah hewan ternaknya. Namun Adhy memastikan bila semua wilayah bakal mendapat dosis Vaksin PMK dan LSD.

“Lamongan, Probolinggo itu (wilayah prioritas) dan sentra-sentra sapi potong ya,” kata dia.

Meski begitu, Pj Gubernur Jatim mengimbau kepada masyarakat dan peternak supaya tidak khawatir dengan lonjakan kasus PMK.

Seabab, Adhy Karyono memastikan Dinas Peternakan Jatim bakal berupaya menekan kasus yang ada beserta penyebarannya. Mulai dengan vaksinasi PMK hingga pengawasan lalu lintas ternak.

Di sisi lain, Indyah Aryani Kepala Dinas Peternakan Jatim menyatakan, meningkatnya penularan virus PMK di Jatim ini juga disebabkan oleh faktor pedagang yang membeli sapi dari luar provinsi Jatim.

Yang mana, sapi yang dibeli dari luar provinsi itu belum mendapatkan vaksin PMK. “Ini karena peternak mulai belanja untuk persiapan Hari Raya Idul Adha sehingga pembelian ini belum diketahui apa sapi tersebut sudah divaksin atau belum,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut Indah, faktor cuaca juga memengaruhi sebaran virus PMK. Menurutnya, virus bakal lebih cepat menyebar saat musim hujan.

“Jadi vaksin ini agar sapi-sapi ini lebih siap dan tidak mudah terserang virus. Saya juga minta pemerintah daerah, KUD, dan veteriner untuk memperhatikan lalu lintas ternak di Jatim,” tandasnya.(wld/saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs