Sabtu, 23 November 2024

Bilateral Meeting, Puan dan Ketua Parlemen Prancis Diskusi Hangat Soal Isu Perempuan dan Pemilu

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Puan Maharani Ketua DPR RI bertemu dengan Madame Yaël Braun-Pivet Ketua Majelis Nasional Prancis, Selasa (5/3/2024). Foto : istimewa

Puan Maharani Ketua DPR RI bertemu dengan Madame Yaël Braun-Pivet Ketua Majelis Nasional Prancis. Sejumlah isu menjadi pembahasan dalam pertemuan dua ketua parlemen perempuan dunia itu.

Bilateral meeting antara Puan dan Yaël Braun-Pivet digelar di Palais Bourbon, gedung parlemen Prancis yang berada di Paris, Selasa (5/3/2024). Pertemuan dengan Yaël Braun-Pivet dilakukan Puan dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ketua Parlemen perempuan dunia atau Women Speakers’ Summit 2024 yang diselenggarakan di Prancis.

Kedatangan Puan disambut langsung oleh Yaël Braun-Pivet sejak dari tangga depan Palais Bourbon. Puan sempat diajak melihat ruang sidang Majelis Nasional Prancis dan diminta mengisi buku tamu.

Selain Yaël Braun-Pivet, sejumlah anggota Parlemen perempuan Prancis ikut menyambut Puan. Di antaranya adalah Madame Valérie Rabault (Wakil Ketua) dan Madame Anne Genetet.

“Selamat Siang, bonjour, terima kasih atas kesempatan pertemuan pada siang hari ini.
Saya juga ingin sampaikan ucapan selamat kepada Majelis Nasional Perancis atas inisiatif mengadakan Women Speakers’ Summit 2024,” kata Puan saat bertemu Yaël Braun-Pivet.

Menurut Puan, KTT Ketua Parlemen perempuan yang membahas tentang isu-isu perempuan tersebut sangat penting di saat dunia tengah mengalami berbagai krisis. Dengan berbagai pengalamam dan gagasan, para pimpinan parlemen perempuan dapat memperkuat kerja sama dalam mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

“Sebagai sesama pemimpin Perempuan, kita harus mengupayakan kesetaraan gender dan pemberdayaan Perempuan.
Kita merasakan tidak mudah untuk menjadi pemimpin di dunia politik,” tutur Puan.

Ditambahkan Puan, Women Speakers’ Summit di bawah naungan Inter-Parliamentary Union (IPU) yang merupakan asosiasi parlemen negara-negara di dunia juga dapat mempercepat pencapaian tujuan sesuai target SDGs atau Sustainable Development Goals (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan) dalam hal kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.

“Dengan fungsi penganggaran, legislasi serta pengawasan, parlemen memiliki posisi strategis dalam mempercepat pencapaian tujuan SDGs-5 ini. DPR RI telah memiliki Kaukus Perempuan Parlemen yang merupakan forum anggota DPR RI lintas partai,” sebut cucu Bung Karno tersebut.

“Semoga forum ini menghasilkan hal positif untuk kepentingan perempuan di dunia,” lanjut Puan.

Yaël Braun-Pivet pun menyambut positif kedatangan Puan dan rombongan di Majelis Parlemen Prancis. Ia mengungkapkan pentingnya diplomasi parlemen dalam kaitan penyelenggaraan Women Speakers’ Summit.

“Indonesia memiliki peran penting sebagai negara besar yang tumbuh ekonominya. Saya senang melihat Indonesia punya Ketua Parlemen Perempuan,” ungkap Yaël Braun-Pivet.

Pada bilateral meeting itu, Puan juga berbicara mengenai hubungan Indonesia-Prancis yang telah tumbuh dengan positif lebih dari 73 tahun. Prancis sendiri merupakan salah satu mitra terpenting Indonesia di Eropa di mana kedua negara telah menjalin kemitraan strategis sejak tahun 2011.

Lebih lanjut, Puan mengapesiasi berbagai kemajuan positif dari Rencana Aksi Kemitraan Strategis 2022-2027 yang disepakati Indonesia dan Prancis pada 2021 (Plan of Action for the Deepening of Strategic Partnership).

Puan berharap rencana aksi tersebut bisa semakin mempererat kerjasama kedua negara, termasuk memperkuat kerja sama antara DPR dan Majelis Nasional Prancis sebagai sesama anggota IPU dan forum Parlemen negara G20 (P20). Ia juga mendorong peningkatan ekonomi dan investasi kedua negara.

Secara khusus, Puan meminta dukungan Parlemen Perancis untuk mempercepat perundingan IEU-CEPA (Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement) untuk meningkatkan nilai perdagangan.

“Saya harapkan agar IEU-CEPA segera terlaksana dan dapat meningkatkan nilai perdagangan Indonesia-Uni Eropa, dan juga Indonesia-Prancis,” ujar perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.

Puan juga meminta dukungan Majelis Nasional Prancis agar Uni Eropa meninjau ulang dan menunda implementasi kebijakan deforestasi Uni Eropa (European Union Deforestation-free Regulation – EUDR), terutama bagi komoditas dari negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Undang-Undang Anti-Deforestasi yang diberlakukan Uni Eropa dibuat agar produk yang masuk pasar Uni Eropa berasal dari sumber yang legal dan tidak menyebabkan deforestasi. Menjadi kontroversi, UU tersebut memunculkan dampak bagi sejumlah ekspor komoditas di Indonesia, khususnya produk Sawit.

“Kebijakan ini telah menjadi hambatan non-tarif bagi produk Indonesia yang memasuki pasar Uni Eropa. Indonesia memiliki komitmen kuat untuk menghasilkan komoditas yang berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan,” tegas Puan.

Senada dengan Puan, Yaël Braun-Pivet mendukung adanya peningkatan hubungan bilateral kedua negara. Diskusi antara Puan dan Yaël Braun-Pivet berjalan dengan hangat.

Bahkan Yaël Braun-Pivet menanyakan pengalaman Indonesia yang baru saja menggelar Pemilu serentak. Hal ini lantaran Pemilu di Prancis dilakukan secara bertahap antara Pileg dan Pilpres.

“Indonesia sudah melakukan pemilihan umum serentak, dan hal ini cukup berat dilakukan terutama di Indonesia yang luas dan banyak penduduknya,” jelas Puan.

Kepada Puan, Yaël Braun-Pivet juga menanyakan tentang hak-hak perempuan di Indonesia. Selain itu ia bertanya mengenai bagaimana perkembangan implementasi transisi energi di Indonesia sesuai amanat KTT G20.

Puan lantas menerangkan, kesetaraan gender dan perlindungan terhadap perempuan di Indonesia sudah berjalan cukup baik. Termasuk bagaimana saat ini sudah cukup banyak perempuan yang menjadi pemimpin dan menempati banyak posisi strategis.

“Indonesia sudah memiliki UU anti-kekerasan terhadap Perempuan dan anak. Kami berharap lebih banyak Perempuan yang akan menempati posisi-posisi penting di berbagai bidang, termasuk politik. Karena perempuan perlu diberi kesempatan untuk berkarya,” ujar Puan.(faz/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs