Asosiasi pondok pesantren Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur, Rabithah Ma’ahidil Islamiyah (RMI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur akan mengoptimalkan satgas untuk menyetop kekerasan santri.
K. H. M. Iffatul Lathoif Ketua RMI PWNU Jawa Timur mengaku prihatin atas kasus santri hingga meninggal di Kediri.
“RMI PWNU Jatim mengawal pendampingan korban, tersangka dan pesantren sampai suasana kembali kondusif. Dengan mengoptimalkan fungsi Satgas Pesantren Ramah Santri,” tutur Gus Thoif, sapaan akrabnya lewat keterangan pers, Sabtu (2/3/2024).
Gus Thoif mengimbau, pondok pesantren di bawah naungan RMI, untuk melakukan doa bersama bagi korban inisial BBM (14 tahun).
Sisanya, ia akan mengaktifkan optimal satgas pesantren ramah santri yang sudah ada.
“Ya, terus terang, kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Kami akan terus melakukan koordinasi yang mengaktifkan secara optimal Satgas Pesantren Ramah Santri,” tuturnya lagi.
Sebelumnya Mohammad As’adul Anam Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jawa Timur mengaku sudah menggandeng RMI untuk menyetop kekerasan santri.
“Yang kami upayakan sejak 2022 awal, menggandeng RMI karena 99 persen Jatim ada dibawah pembinaan NU, ini yang akan kita ajak karena disparitas data di RMI cukup banyak,” bebernya di kesempatan terpisah. (lta/saf/ipg)