Jumat, 22 November 2024

Pemkot Surabaya Pastikan Ketersediaan Pangan Aman hingga Lebaran

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Antrean pembeli di salah satu kios TPID milik Pemkot Surabaya. Foto: Diskominfo Kota Surabaya

Pemerintahan Kota (Pemkot) Surabaya memastikan, ketersediaan bahan pangan aman menjelang Ramadan hingga Lebaran.

Agung Supriyo Wibowo Ketua Tim Kerja Pengendalian dan Distribusi Perekonomian Pemkot Surabaya menjelaskan, indeks kecukupan pangan di Surabaya berada diangka 2,06, artinya, ketersediaan bahan pangan di atas ambang batas aman.

“Stok pangan di Surabaya alhamdulillah untuk bulan Februari ini tercukupi, karena indeks kecukupan pangan kita 2,06. Jadi kalau (angkanya) satu, itu imbang antara kebutuhan dengan ketersediaan. Dan kita sudah berada di angka 2,06,” kata Agung Supriyo lewat keterangan pers Diskominfo Kota Surabaya, Rabu (28/2/2024).

Meski ada sedikit kenaikan harga bahan pokok untuk beras premium melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) beras premium Rp13,900 per kilogram.

“Memang untuk saat ini (beras premium) hampir ada (yang menjual) Rp18.000 – Rp17,500 per kilogram,” ucapnya lagi.

Agung minta, masyarakat mengkonsumsi beras medium yang kualitas dan rasanya hampir mirip dengan premium.

“Karena itu pemkot mengimbau masyarakat supaya bisa memakai beras medium, sebenarnya rasanya sama. Cuma memang mungkin image-nya masyarakat, harus makan beras merk tertentu,” tambahnya.

Pemkot sudah bekerjasama dengan Bulog untuk menggelontorkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Rp10.900 per kilogram di Kios TPID

“Jadi di Kios TPID menjual beras dengan harga murah dan kualitasnya juga bagus. Dan memang di sana dibatasi harga maksimal per kilogram Rp10.900 untuk masyarakat umum. Dan Kios TPID juga melayani pedagang untuk dijual lagi,” ungkapnya lagi.

Sementara Devie Afrianto Kepala Bidang Distribusi Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya menyebutkan, saat ini ada sembilan Kios TPID yang sudah berjalan. Dalam sepekan, perputaran beras di Kios TPID mencapai sekitar 100 ton.

“Setiap minggunya sekitar 100 an ton (beras) berputar dan terus akan ditambah. Minggu ini kita juga targetkan menambah sekitar 18 Kios TPID dan itu akan ditambah lagi,” ujar Devie.

Ia berharap Kios TPID bisa memudahkan masyarakat membeli bahan pangan sesuai HET.

“Jadi, masyarakat juga mendapat alternatif pilihan untuk membeli kebutuhan bahan pokok, terutama beras. Di sana kita menyediakan alternatif produk beras yang kualitasnya sama atau mendekati premium dengan harga yang sangat kompetitif,” terangnya.

Devie mengungkapkan, panen raya diperkirakan terjadi pada bulan Maret 2024 yang bisa menurunkan harga bahan pangan, terutama beras.

“Jadi nanti setelah bulan Maret, diperkirakan harga kembali di titik normal. Mungkin sekitar 1-2 bulan setelah Maret, itu benar-benar normal. Tapi pada saat kita masuk ke fase panen raya, harga sudah mulai bergerak ke titik normal,” ujar Devie.

Begitu juga Dwi Suryaning Endah Yanie , Kepala Bidang Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya mengungkap kenaikan harga bahan pokok biasanya terjadi saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).

“Karena kebutuhan akan bahan pangan meningkat, sehingga demand-nya (permintaan) tinggi dan kemungkinan suplai menurun. Itu yang membuat harga-harga meningkat, sehingga membuat daya beli masyarakat berkurang,” kata Dwi Suryaning.

Tapi kenaikan harga bahan pokok saat ini, lanjutnya, terjadi sejak akhir tahun 2023 karena beberapa faktor.

“Karena pemicunya dampak cuaca ekstrem El Nino yang berkepanjangan. Ada juga dipicu oleh krisis global, ada perang, itu juga jadi pemicu,” tandasnya. (lta/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs