Rabu, 27 November 2024

Ketua DPR Minta Kemenkes dan Kemensos Siapkan Klinik Keliling di NTB

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
KRI dr. Soeharso milik TNI bersiap berangkat ke Lombok, NTB dari Dermaga Koarmada II Ujung Surabaya, Senin (6/8/2018). Foto: Anggi suarasurabaya.net

Bambang Soesatyo Ketua DPR RI menyampaikan duka mendalam atas musibah gempa yang terjadi kembali di Lombok Utara hingga berdampak sampai ke Bali dan Jawa Timur, yang mengakibatkan 91 orang meninggal dunia dan ratusan luka-luka.

“Kami menyampaikan dukacita dan rasa keprihatinan yang mendalam, terutama bagi korban yang meninggal dan terluka, serta bagi keluarga korban untuk bersabar menerima musibah gempa ini,” kata Bamsoet, Senin (6/8/2018).

Dia mendorong agar segera dilaksanakan rapat gabungan antara sejumlah komisi di DPR dengan kementerian dan lembaga negara terkait. Pembahasan penting dilakukan untuk membahas mitigasi bencana.

“Perlu didorong upaya-upaya untuk mencegah, menanggulangi, dan mengurangi risiko terjadinya bencana, guna meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap terjadinya bencana,” ujar Politikus Golkar itu.

Selanjutnya, Bamsoet ingin agar Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengecek kondisi alat-alat pemantau cuaca dan bencana alam, apakah berfungsi sebagaimana mestinya. Sebab lembaga itu sangat krusial dalam menyampaikan peringatan dini kepada masyarakat.

Di sisi lain, diharapkannya ada sinergi antar kantor Badan Penanggulangan Bencana, kantor Badan Pencarian Orang, dari pusat sampai daerah. Yakni untuk segera melakukan pertolongan dan pencarian bagi korban yang belum ditemukan. Lembaga-lembaga inipun harus bekerja lebih keras memberikan bantuan kesehatan, pangan, pakaian, dan kebutuhan lainnya.

Sementara Kementerian Sosial (Kemensos), didesak Bambang untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah NTB agar memobilisasi pemberian bantuan kemanusiaan melalui Taruna Siaga Bencana. Hal itu agar kebutuhan masyarakat Lombok dan Bali yang terdampak gempa dapat disalurkan tepat sasaran.

“Saya meminta Kepolisian untuk tetap siaga dalam menjaga ketertiban dan keamanan terhadap pihak-pihak yang memanfaatkan situasi di Lombok,” kata Bamsoet.

Dia juga meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) untuk memastikan kebutuhan air bersih dan sanitasi para pengungsi. Serta melakukan pembangunan kembali ribuan rumah, rumah ibadah, dan fasilitas kesehatan yang mengalami kerusakan akibat gempa.

Secara khusus, Komisi IX DPR, yang menangani isu kesehatan, diharapnya ikut turun tangan. Demi mengawasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersiap siaga dalam menyediakan obat-obatan dan tenaga kesehatan. Sebab biasanya, paska gempa, berbagai penyakit timbul dan dialami oleh para pengungsi.

“Kemenkes bisa bekerja bersama Kemensos membuat klinik trauma healing pasca bencana, guna membangun dan memulihkan kembali mental dan psikis korban terdampak gempa,” jelasnya.

Satu hal krusial lainnya yang dirasa Bamsoet perlu segera diperbaiki paskagempa adalah layanan telekomunikasi. Diapun meminta agar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) segera memperbaiki jaringan komunikasi dan mendorong PT. PLN untuk memperbaiki jaringan listrik.

“Agar masyarakat terdampak gempa dapat segera kembali mendapatkan fasilitas penerangan dan berkomunikasi,” tegasnya.

Bamsoet mendorong agar aparat pemerintahan rajin mengkomunikasikan situasi terkini paskabencana. Dan masyarakat sebaiknya tetap waspada dan tidak mempercayai dengan mudah berita-berita hoax yang mungkin beredar.

“Saya imbau masyarakat hanya mempercayai berita atau informasi dari website resmi BMKG, ataupun pejabat Pemda yang berwenang,” jelasnya.

Sebelumnya, gempa berkekuatan 7 skala Richter mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat, tadi malam. Gempa tersebut menyebabkan sedikitnya 91 orang meninggal dan 209 luka-luka.

Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), gempa yang mengguncang Lombok disebabkan sesar atau patahan aktif jenis sesar naik pada zona sesar busur belakang Flores (Flores Back Arc). Gempa yang berpusat di koordinat 116,48 derajat Bujur Timur dan 8,37 derajat Lintang Selatan dengan magnitudo 7,0 dan di kedalaman 15 km itu menimbulkan tsunami kecil dengan ketinggian maksimum 0,13 meter di Desa Carik dan 0,1 meter di Desa Badas, Lombok, NTB.(faz/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Rabu, 27 November 2024
27o
Kurs