Jumat, 22 November 2024

Kemenko Marves Kerja Sama dengan Pisces Selesaikan Masalah Sampah

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Sejumlah pemangku kepentingan berdiskusi terkait penanganan sampah di Kantor PISCES Living Lab, Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (21/2/2024). Foto: Antara Sejumlah pemangku kepentingan berdiskusi terkait penanganan sampah di Kantor PISCES Living Lab, Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (21/2/2024). Foto: Antara

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenko Marves) bekerja sama dengan The Plastics in Societies Partnership (Pisces) dalam hal penelitian terapan, untuk menyelesaikan masalah sampah di Indonesia.

Diskusi antara Kemenko Marves dengan Pisces sudah dilakukan di Kantor PISCES Living Lab, Rogojampi, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (21/2/2024) kemarin.

Sebagai informasi, Pisces Partnership merupakan sebuah platform kolaboratif yang di inisiasi oleh kumpulan lembaga akademik dari Inggris Raya, yang berkolaborasi dengan akademisi-akademisi dunia juga di Indonesia, untuk mengatasi polusi plastik demi kepentingan lingkungan dan masyarakat.

Rendra Kurnia Hasan Koordinator Bidang Pengelolaan Sampah Kemenko Marves mengatakan penanganan masalah sampah plastik tersebut harus dilakukan secara kolaboratif dan sekarang harus fokus dengan penanganan sistemnya dari hulu, yaitu pengurangan.

“Dalam isu plastik ini, penting sekali untuk kemasan tidak digunakan hanya sekali pakai, dan untuk mendukung praktik guna ulang, dimana kemasan dapat digunakan beberapa kali,” kata Rendra dalam keterangannya, Kamis (22/2/2024), dikutip Antara.

Pihaknya berharap dengan pemerintah memberikan landasan regulasi dapat melaksanakan praktik konsumsi ramah lingkungan.

“Pemerintah dengan memberikan landasan regulasi, harapannya dapat dukungan dan mempercepat instansi-instansi lain seperti produsen, masyarakat, dan lainnya untuk dapat melaksanakan praktik konsumsi ramah lingkungan,” ujarnya.

Sementara itu, Arief Setiawan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kabupaten Banyuwangi mengatakan, pemahaman tentang praktik ramah lingkungan dan pengolahan sampah plastik ini penting untuk disosialisasikan kepada masyarakat sebagai bagian dari keseharian.

“Program Pisces ini sejalan dan dapat mendukung program Pemerintah Banyuwangi yang memang ingin meningkatkan kepedulian dan meningkatkan manajemen sampah plastik yang berfokus dengan pengembangan kawasan pariwisata,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Susan Jobling Direktur Pisces Partnership menambahkan kemasan produk-produk yang berbahan plastik seperti kemasan sachet menyebabkan masalah limbah yang substansial.

“Karena sachet ini tidak dapat didaur ulang dan bahkan sulit untuk dikumpulkan, memperburuk masalah lingkungan,” katanya.

Oleh karena itu, dalam rangka pencapaian target pengurangan sampah laut sebesar 70 persen pada 2025, pihaknya melakukan kerja sama melalui pengembangan Living Lab sebagai media perumusan dan uji coba pendekatan holistik dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu.

Living Lab pertama telah dibentuk di Banyuwangi dan diharapkan dapat menciptakan paradigma dan solusi baru dalam pengurangan dan penanganan plastik sekali pakai,” tuturnya.

Inisiatif tersebut, lanjutnya, bertujuan untuk mengatasi masalah lingkungan yang ditimbulkan oleh plastik sekali pakai dan mempromosikan ekonomi sirkular.

“Kami percaya bahwa kolaborasi antara peneliti akademis dan pihak-pihak yang melakukan tindakan, melalui kemitraan akademis publik dan swasta, seperti Pisces, sangat penting untuk mendorong dan mempercepat implementasi perubahan sistemik yang diperlukan untuk mencegah polusi plastik,” ujarnya. (ant/azw/bil/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs