Arief Yahya Menteri Pariwisata mengungkapkan, pihaknya sudah menerapkan tiga langkah strategis untuk mengatasi persoalan di sektor pariwisata, pascabencana gempa bumi yang terjadi di Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/8/2018).
Langkah pertama, Kementerian Pariwisata terus memberikan informasi yang sesuai fakta. Yang kedua, memberikan pelayanan kepada wisatawan, dan yang ketiga adalah melakukan pemulihan.
Terkait informasi, Kementerian Pariwisata, kata Arief, hampir setiap jam mengeluarkan pernyataan resmi sebagai acuan masyarakat, sekaligus menangkal berita hoax terkait situasi dan kondisi di NTB.
Mengenai pelayanan, Kementerian Pariwisata bersama TNI dan Polri melakukan penyisiran wisatawan di Pulau-pulau Gili, lalu diantar ke Lombok, kemudian dialihkan ke tiga lokasi wisata lain yaitu Bali, Jakarta, dan Surabaya.
“Dari total wisatawan, yang dialihkan ke Bali kira-kira sekitar 50 persen, 30 persen ke Jakarta, dan sisanya ke Surabaya. Dari sana nanti, mereka akan kembali ke negaranya masing-masing,” ujar Arief Yahya di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (7/8/2018).
Sementara itu, terkait pemulihan, Menteri Pariwisata menegaskan sudah menyiapkan program perbaikan bangunan rumah, hotel/tempat wisata, bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Seperti diketahui, Minggu (5/8/2018), gempa bumi berkekuatan 7 skala richter mengguncang wilayah NTB.
Berdasarkan data Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB), sampai Selasa (7/8/2018) siang, tercatat 105 orang meninggal dunia, ratusan orang menderita luka, dan ribuan rumah warga rusak.
Sebagian besar korban meninggal dan luka, akibat tertimpa bangunan yang roboh. Sedangkan, jumlah pengungsi diperkirakan lebih dari 10 ribu orang. (rid/iss/ipg)