Jumat, 22 November 2024

DPR Ingatkan Pemerintah Menjamin Keterjangkauan Harga Bahan Pokok Jelang Bulan Suci Ramadan

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Penjual beras di Pasar Tambah Rejo, Surabaya, Selasa (13/2/2024). Foto: Wildan suarasurabaya.net Penjual beras di Pasar Tambah Rejo, Surabaya, Selasa (13/2/2024). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Amin Ak Anggota Komisi VI DPR RI mengingatkan Pemerintah khususnya Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk menjaga keterjangkauan harga bahan pokok serta ketersediaannya menjelang Bulan Suci Ramadan.

Menurutnya, hal itu bisa dibenahi melalui tata kelola niaga yang baik.

“Misalnya untuk minyak goreng produksi melimpah. Tapi, jika ada penimbunan oleh pihak-pihak tertentu, mohon maaf misalnya dari pemerintah ada yang terlibat seperti kasus-kasus lalu, maka masyarakat yang jadi korban. Supaya tidak terjadi persoalan serius, Pemerintah bisa menjalankan sebagaimana tugas dan fungsinya,” ujar Amin usai mengikuti pertemuan dalam Kunjungan Kerja Reses Tim Komisi IV DPR RI, di Surabaya, Jawa Timur, Senin (19/2/2024).

Untuk stok minyak goreng, lanjut Amin, memang sempat melimpah. Tapi, terkadang juga terjadi kelangkaan dan tidak pernah ada penyelesaian.

“Semoga tahun ini persoalan tersebut tidak terulang lagi,” harapnya.

Lebih lanjut, politikus PKS itu juga menyorot persoalan kelangkaan beras premium di sejumlah toko ritel modern. Bahkan, pedagang pasar ikut merasakan dampaknya lantaran harga beras terus meroket.

Kelangkaan beras yang menjadi bahan pokok, kata Amin semestinya tidak terjadi kalau tidak ada silang sengketa antara Kementrian Pertanian dan Kementerian Perdagangan.

“Kementan selalu berbicara stok beras cukup, bahkan melebihi kebutuhan konsumsi nasional. Sedangkan Kemendag bicara data, mengatakan tidak cukup. Sehingga, pilihan selalu impor,” jelasnya.

Terkait itu, Amin mempertanyakan impor beras yang dilakukan pemerintah suatu kebutuhan atau kepentingan.

Kalau sebuah kebutuhan, artinya produksi dalam negeri yang dihasilkan tidak cukup. Namun, jika impor dilakukan untuk kepentingan guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain, maka dapat dikaitkan karena ini tahun politik.

“Jutaan ton beras harus impor, stok beras tercukupi namun harga tinggi akan sangat menghawatirkan apalagi sebentar lagi Umat Muslim akan bertemu Bulan Ramadan dan Idulfitri yang pasti kebutuhan pangan menjadi bahan pokok yang harus dijamin ketersedianya,” jelasnya.

Hadir dalam kesempatan itu, Isy Karim Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan RI, Zuryati Simbolon Asisten Deputi Bidang Industri Pangan dan Pupuk, Kementerian BUMN RI, Tri Wahyudi Saleh Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero) beserta Jajaran.

Kemudian, Dwi Satriyo Anurogo Direktur Utama PT Petrokimia Gresik (Persero)beserta jajaran, Dirgayuza Setiawan Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero)/ID Food beserta jajaran, dan Daniyanto Direktur Utama PT Pabrik Gula Rajawali I.(rid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs