Saifullah Yusuf yang akrab disap Gus Ipul Sekjen PBNU bersikap santai atas sindiran Muhaimin Iskandar cawapres nomor urut 01 yang menyebutnya sebagai makelar politik.
Sindirian Cak Imin, sapaan Muhaimin Iskandar, diutarakan melalui akun @cakimiNOW di platform X pada Senin (19/2/2024) sekitar pukul 08.55 WIB.
“Selamat pagi para pejuang perubahan .! Teruslah bekerja menjaga suara rakyat. Jangan hiraukan makelar yang namanya saipul, mengatas namakan NU, padahal cuma makelar,” tulis Cak Imin.
Cuitan Cak Imin itu merespons pernyataaan Gus Ipul yang mengajak PKB untuk kembali ke pangkuan PBNU setelah gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Sebab Gus Ipul mengaku heran dengan Cak Imin yang juga Ketum PKB itu tidak percaya hasil hitungan cepat atau quick count untuk perolehan suara calon presiden dan wakil presiden.
Sedangkan, lanjut Gus Ipul, PKB sudah meyakini hasil quick count untuk partai. Hal itulah yang membuat Wali Kota Pasuruan itu heran dengan sikap PKB.
“PKB percaya sama hasil quick count untuk partai, kan percaya to dia. Dia mengklaim bahwa sudah sekian-sekian gitu, tapi kenapa untuk pilpres itu belum mengakui. Itu aja sebenarnya” kata Gus Ipul ditemui di Gedung Negara Grahadi dalam acara Sertijab Pj Gubernur Jatim, ia hadir dengan status Wali Kota Pasuruan.
Gus Ipul kemudian menyebut, bila PKB memang bagian dari NU, maka lebih baiknya ada komunikasi. Ia menyarankan supaya Cak Imin meminta konsultasi dengan para petinggi PBNU.
“Kalau memang PKB ini bagian dari NU, minta nasihat konsultasi sama Rais Aam, ketua umum (PBNU). Kan nggak ada salahnya. Jangan cuman diklaim saja NU ini, tapi tidak pernah ada konsultasi. Minta nasihat lah, paling tidak kalau dianggap NU ini sebagai pendiri PKB,” ujar Gus Ipul.
Mantan Wakil Gubernur Jatim periode 2009-2019 itu juga menyebut bahwa PBNU tidak pernah memusuhi PKB dalam konteks politik.
“Pernah ada nggak statement-nya PBNU memusuhi PKB? Nggak pernah,” imbuhnya.
Gus Ipul juga meminta kepada semua pihak, termasuk PKB, supaya menghargai proses tahapan Pemilu 2024.
Bila ada temuan kecurangan khususnya pada Pilpres, ia meminta pihak yang merasa dirugikan supaya melapor ke Mahkamah Konstitusi (MK). Bukan menuding pihak tertentu melakukan kecurangan.
“Tapi dengan jarak yg sangat jauh seperti ini apa itu rasional. Jadi ini diskusi biasa maksud saya ini harus kita lewati perbedaan-perbedaan ini juga tak ada masalah, saya menghargai. Ada yang menganggap masih curang, segala macam silahkan tapi itu kan ada prosesnya,” tandas Gus Ipul. (wld/saf/ipg)