Jumat, 22 November 2024

Pemkot Surabaya Bakal Revitalisasi 10 Taman Kota di 2024, Lebih Ramah Anak hingga Difabel

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Taman Sejarah Surabaya yang akan direvitalisasi dengan museum terbuka dan monumen mobil Jenderal Mallaby. Foto: Diskominfo Kota Surabaya

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menarget bakal merevitalisasi 10 taman yang ada di Kota Pahlawan di tahun 2024 ini.

Dedik Irianto Kepala DLH Kota Surabaya mengatakan, revitalisasi itu nantinya bukan sekadar mempercantik, tapi juga untuk memenuhi kebutuhan oksigen, meningkatkan ekonomi warga, ramah anak hingga disabilitas

“Contohnya mungkin kalau sekarang masyarakat melewati Taman Sejarah (di Jalan Taman Jayengrono Krembangan) yang lagi dibongkar-bongkar, itu (revitalisasi) bukan hanya tamannya saja, tapi kawasannya. Kita kolaborasi dengan seluruh dinas supaya jadi bagian kawasan Kota Lama,” ujar Dedik waktu mengudara di program Semanggi Suroboyo Radio Suara Surabaya, Jumat (16/2/2024).

Dedik Irianto Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya (kiri) bersama Mirna Agusta Kabid Pengendalian Pencemaran dan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati DLH Kota Surabaya waktu mengisi program Semanggi Suroboyo, Jumat (16/2/2024). Foto: Bima magang suarasurabaya.net

Selain Taman Sejarah, sembilan taman lain yang bakal direvitalisasi; yakni Taman Cahaya, Jalan Raya Pakal; Taman Flora (Kebun Bibit), Jalan Raya Bratang; Taman Mozaik, Jalan Wiyung Praja; Taman Bungkul, Jalan Raya Darmo; Taman PUPR, Jalan Keputih; Taman Prestasi, Jalan Ketabang Kali; Skate BMX Park, Jalan Ketabang Kali; Taman di Jalan TAIS Nasution, Embong Kaliasin; dan terakhir Taman di Jalan Kombes Po. M. Duriyat.

Untuk Taman Cahaya di Pakal, kata Dedik, selain fasilitas untuk skate, bakal dibuatkan cabang Mall Pelayanan Publik agar warga Surabaya Barat tidak perlu jauh-jauh ke Siola di Jalan Tunjungan untuk mengurus pelayanan publik.

Selain itu, di Taman Sejarah juga bakal didirikan Ruang Bermain Ramah Anak (RBRA) seperti halnya yang sudah ada di Taman Flora Bratang. Dalam hal ini, kata Dedik, Pemkot Surabaya sudah mengajukan ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA)

“Jadi alat bermainnya, struktur bangunannya itu harus yang betul-betul ramah anak, sehingga tahun ini InsyaAllah kalau dapat sertifikat nanti ada dua (Taman RBRA). Demikian Taman Flora kita juga ajukan karena masa berlakunya sudah expired, itu akan dicek lagi, dievaluasi lagi,” ucapnya.

Di Taman Flora sendiri nantinya juga bakal ditambahkan ruang laktasi atau ruang khusus untuk Ibu menyusui sebagai salah satu persayaratan RBRA.

Sama seperti Taman Flora, nantinya di Taman Bungkul juga akan dibuatkan ruang laktasi. Kemudian juga bakal ditambahkan jalur khusus difabel, karena selama ini dinilai masih kurang lengkap.

“Jalur difabel (di Bungkul) itu masih kurang lengkap. Kalau akses masuknya (untuk difabel) sudah ada, dari jalan masuk ke tamannya sudah kita buatkan, tapi yang untuk di dalamnya ini yang masih kurang lengkap, sehingga nanti kita tambahin,” terangnya.

Khusus untuk Taman PUPR di Keputih, bakal dilakukan perbaikan plumbing atau saluran akses air. Karena menurut Dedik, di kawasan tersebut akses airnya susah untuk perawatan tanaman.

“Jadi kalau belajar dari pengalaman kemarin saat Kemarau Panjang-El Nino, teman-teman kesulitan untuk penyiraman karena kering. Apalagi di situ kan eks TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Keputih, nah ini kita revitalisasi untuk kita bangun plumbingnya. Karena, isunya kan El Nino akan ada lagi di tahun ini dan rentang waktunya justru semakin panjang di 2024, kita harus antisipasi,” jelasnya.

Demikian pula untuk lima taman kota lainnya, kata Dedik, bakal di revitalisasi mulai fasilitas yang sudah rusak hingga pembaruan akses supaya taman-taman tersebut tidak sepi pengunjung.

Sebagai informasi, data Pemkot Surabaya terdapat dua jenis taman di Kota Pahlawan, yakni taman pasif dan taman aktif. Taman pasif yang jumlahnya sebanyak 794 itu, berbentuk ruang terbuka hijau kota yang hanya dilengkapi dengan komposisi tanaman tertentu. Lokasinya ada di sepanjang jalan protokol dan di traffic light.

Sementara taman aktif, jumlahnya sebanyak 178. Untuk taman aktif seperti Taman Bungkul, Flora dan sebagainya berjumlah 39. Sedangkan 139 sisanya ada di masing-masing balai RW.

Terkait banyaknya taman-taman tersebut, Dedik mengatakan Pemkot ke depan mengajak tidak hanya masyarakat, namun juga stakeholder yang ada di Surabaya turut berperan aktif untuk memelihara.

“Kita lagi proses menawarkan beberapa taman-taman aktif, barangkali ada stakeholder yang ingin berperan untuk ikut memelihara. Supaya yang diinginkan warga ini terwujud semua, karena taman ini semakin banyak, kalau njagakno (bergantung) APBD, semakin berat,” pungkasnya. (bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs