Jumat, 22 November 2024

Edy Rahmayadi: PSSI Lebih Baik Benahi Pembinaan Daripada Naturalisasi Pemain

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Edy Rahmayadi Ketua Umum PSSI periode 2016-2019 ketika ditemui di Medan, Rabu (14/2/2024). Foto: Antara Edy Rahmayadi Ketua Umum PSSI periode 2016-2019 ketika ditemui di Medan, Rabu (14/2/2024). Foto: Antara

Edy Rahmayadi Ketua Umum PSSI periode 2016-2019 menilai PSSI lebih baik membenahi pembinaan daripada melakukan naturalisasi pemain untuk memperkuat tim nasional Indonesia.

“Indonesia yang berpenduduk 278 juta jiwa menaturalisasi pemain dari negara yang berpenduduk 28 juta. Ini perlu dievaluasi,” kata Edy seperti dilansir Antara, Rabu (14/2/2024).

Menurut Gubernur Sumatera Utara periode 2018-2023 itu, untuk menghasilkan pesepak bola berkualitas perlu dilakukan pembinaan mulai dari akar rumput.

Karenanya PSSI bersama pemerintah, lanjut Edy, idealnya dapat hadir memberikan beragam fasilitas sepak bola mulai dari tingkat desa.

“Sekolah-sekolah sepak bola sudah seharusnya diperbanyak. Kalau bisa satu desa satu lapangan. Sekarang ini saya melihat lebih banyak tempat jualan daripada lapangan,” ujarnya.

Untuk itu, Edy menyarankan PSSI memanfaatkan wawasan dan pengetahuan sepak bola Ratu Tisha Destria sebagai wakil ketua umum mereka.

Ratu Tisha yang menjabat sekretaris jenderal PSSI saat di bawah kepemimpinan Edy di PSSI, dianggapnya memiliki konsep persepakbolaan nasional yang baik.

“Ratu Tisha itu mempunyai konsep yang cukup bagus. Saya yakin sekali kalau konsep Tisha dilaksanakan sampai ke tingkat provinsi akan banyak pemain bagus yang dihasilkan,” tutur Edy.

Pada awal 2017, Edy sempat mengeluhkan sedikitnya jumlah pemain sepak bola di Indonesia, yakni hanya sekitar 67.000 orang dari total jumlah penduduk Indonesia.

Saat itu dia membandingkan kondisi tersebut dengan negara lain, misalnya Malaysia yang dikatakannya memiliki sekitar 585.000 pesepak bola dari sekitar 24,4 juta penduduknya. Lalu di Thailand ada 1,3 juta dari 64 juta penduduk. Kemudian di Eropa, misalnya Spanyol mempunyai 4,1 juta pemain sepak bola dari 46,8 juta penduduknya.

“Saat ini susah sekali mencari pemain sepak bola. Contohnya, untuk PSMS di Liga 2, saya harus mencari pemain sampai ke Jawa Timur, Jawa Barat. Itu pun harus rebutan. Begitulah sulitnya mencari atlet sepak bola ini,” pungkasnya.

Sementara terkait kompetisi, Edy mengutarakan keyakinan bahwa kualitasnya akan semakin bagus seiring dengan apiknya program pembinaan. “Kompetisi itu goal dari pembinaan,” tutur pria berusia 62 tahun itu.

Saat Edy memimpin PSSI periode 2016-2019, tim nasional Indonesia termasuk di level umur menggunakan jasa beberapa pemain naturalisasi seperti Ezra Walian, Alberto Goncalves, Ilija Spasojevic, dan Stefano Lilipaly.

Kecuali Lilipaly yang sudah menjadi WNI sejak 2011, ketiga nama lain berstatus WNI pada rentang 2017-2018 atau ketika Edy duduk di kursi ketua umum PSSI.

Pada periode kepemimpinan Edy Rahmayadi, PSSI melakukan naturalisasi demi memenuhi target menjuarai SEA Games 2017 di Malaysia dan empat besar Asian Games 2018, meski akhirnya kedua target tersebut tidak tercapai. (ant/ike/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs