Jumat, 22 November 2024

Warga Palestina Bersiap Hadapi Serangan Rafah, Sebelumnya Israel Janjikan Evakuasi

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Seorang anak laki-laki terlihat di antara puing-puing bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kota Rafah di Jalur Gaza selatan, pada 12 Desember 2023. Foto : Antara

Serangan udara Israel menewaskan 17 orang di Rafah, di perbatasan Gaza semalam. Padahal Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel sebelumnya mengatakan, pihaknya telah memerintahkan militer untuk mengembangkan sebuah rencana untuk mengevakuasi Rafah dan menghancurkan empat batalyon Hamas yang dikerahkan di sana.

Petugas medis di Rafah pada Sabtu (10/2/2024) mengatakan, ada lebih dari satu juta orang Palestina berdesakan di kota itu dengan sisa daerah kantong yang hancur dan tidak ada tempat tersisa untuk melarikan diri, dilansir Reuters.

Militer Israel mengatakan bahwa angkatan udaranya menewaskan dua anggota Hamas di Rafah pada hari Sabtu.

Militer Israel memerintahkan warga sipil untuk mengungsi ke selatan sebelum serangan sebelumnya ke kota-kota Gaza, namun pemberitahuan tempat yang jelas untuk mengungsi. Badan-badan bantuan juga mengatakan kemungkinan akan ada banyak orang yang tewas.

“Setiap serangan Israel di Rafah berarti pembantaian, berarti kehancuran. Orang-orang memenuhi setiap jengkal kota dan kami tidak punya tempat untuk pergi,” kata Rezik (35) salah seorang pengungsi dari Kota Gaza ke Rafah bersama istri dan dua anaknya pada awal perang.

Serangan ke Rafah telah memicu keprihatinan internasional, termasuk postingan di media sosial dari David Cameron Menteri Luar Negeri Inggris dan Hanke Bruins Slot Menteri Luar Negeri Belanda.

“Sangat prihatin dengan kemungkinan serangan militer di Rafah, lebih dari setengah populasi Gaza berlindung di daerah tersebut. Prioritasnya adalah segera menghentikan pertempuran untuk memasukkan bantuan dan membebaskan para sandera, kemudian maju menuju gencatan senjata yang berkelanjutan dan permanen,” ujar Cameron melalui media sosial X, yang sebelumnya dikenal dengan nama Twitter.

“Sulit untuk melihat bagaimana operasi militer berskala besar di daerah yang padat penduduknya tidak akan menimbulkan banyak korban sipil dan bencana kemanusiaan yang lebih besar. Hal ini tidak dapat dibenarkan,” kata Bruins Slot.

Sebagian besar pengungsi telah mencari perlindungan di Rafah, di perbatasan dengan Mesir, namun setelah pembicaraan gencatan senjata yang tidak membuahkan hasil, Netanyahu pada Minggu (11/2/2024) mengatakan bahwa pasukan Israel akan terus bertempur hingga “kemenangan total”.

Konflik di Gaza dimulai pada 7 Oktober ketika kelompok bersenjata Hamas menyerbu pertahanan perbatasan untuk menyerang kota-kota Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan membawa sekitar 250 sandera kembali ke Gaza.

Menurut otoritas medis di Gaza, Israel merespons kejadian tersebut dengan pemboman besar-besaran dan serangan darat yang menewaskan sekitar 28.000 warga Palestina, sebagian besar warga sipil. (azw/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs