Senat AS, pada Kamis (8/2/2024), berhasil memajukan Rancangan Undang-undang (RUU) untuk memperketat kendali migrasi di sepanjang perbatasan AS–Meksiko. Rancangan undang-undang tersebut juga mencakup bantuan militer senilai $95,34 milyar untuk Ukraina, Israel dan Taiwan, setelah Partai Republik memblokir legislasi kompromi yang mencakup perombakan kebijakan imigrasi yang telah lama dicari.
Para senator mendukung mosi prosedural dengan suara 67-32, melebihi ambang batas 60 suara untuk memajukan RUU tersebut. Tujuh belas anggota Partai Republik memberikan suara setuju, dalam perubahan yang mengejutkan setelah mereka memblokir RUU yang lebih luas pada hari Rabu (7/2/2024).
“Ini adalah langkah pertama yang baik. RUU ini sangat penting untuk keamanan nasional kita, untuk keamanan teman-teman kita di Ukraina, di Israel, untuk bantuan kemanusiaan bagi warga sipil tak berdosa di Gaza, dan untuk Taiwan,” ujar Chuck Schumer, politikus dari partai Demokrat dan Senat Amerika Serikat, setelah pemungutan suara, dilansir Reuters pada Jumat (9/2/2024).
Belum ada kabar lebih lanjut mengenai kapan 100 anggota majelis akan mempertimbangkan pengesahan akhir, karena beberapa senator mengatakan bahwa mereka berharap untuk tetap bersidang selama akhir pekan jika diperlukan.
“Kami akan terus mengerjakan RUU ini hingga selesai,” kata Schumer.
Senat yang dipimpin oleh Partai Demokrat menyetujui RUU bantuan keamanan setelah Partai Republik pada hari Rabu lalu, menolak usulan yang mencakup reformasi keamanan perbatasan dan kebijakan imigrasi yang telah dinegosiasikan oleh kelompok bipartisan senator selama berbulan-bulan.
RUU bantuan keamanan tersebut mencakup $61 miliar untuk Ukraina yang sedang berjuang melawan invasi Rusia, $14 miliar untuk Israel dalam perangnya melawan Hamas, dan $4,83 miliar untuk mendukung mitra-mitra di Indo-Pasifik, termasuk Taiwan, dan mencegah agresi dari Tiongkok.
Bantuan ini juga akan menyediakan $9,15 miliar dalam bentuk bantuan kemanusiaan untuk warga sipil di Gaza dan Tepi Barat, Ukraina, dan populasi lain di zona-zona konflik di seluruh dunia.
Senat diperkirakan akan membutuhkan waktu beberapa hari untuk menyetujui versi final dari RUU ini, dengan beberapa anggota Partai Republik yang terus mendorong amandemen. Para pendukung Ukraina telah berjuang selama hampir setahun terakhir untuk menemukan cara mengirimkan lebih banyak uang untuk membantu pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.
Meskipun jika RUU bantuan tersebut akhirnya lolos dari Senat, RUU tersebut akan menghadapi banyak pertentangan dari anggota DPR. Puluhan anggota DPR dari Partai Republik, terutama mereka yang bersekutu erat dengan mantan Presiden Donald Trump, telah memberikan suara menentang bantuan untuk Ukraina, termasuk Mike Johnson Ketua DPR.
Sampai saat ini, para anggota parlemen telah menyetujui lebih dari $110 miliar untuk Ukraina sejak Rusia menginvasi pada bulan Februari 2022, namun Kongres belum meloloskan bantuan besar apa pun untuk Kyiv sejak Partai Republik mengambil alih kendali DPR pada bulan Januari 2023. (azw/ipg)