Perusahaan transportasi luar angkasa SpaceX pada Kamis (8/2/2024), sukses meluncurkan satelit milik NASA yang senilai hampir 1 miliar dollar AS (sekitar Rp15,6 triliun) ke orbit untuk memonitor kesehatan bumi, dari laut hingga atmosfernya.
NASA atau badan penerbangan dan antariksa Amerika Serikat menyebut bahwa satelit tersebut akan dapat menyediakan data penting untuk membantu memerangi perubahan iklim.
Melansir Antara, satelit bernama PACE itu telah diluncurkan dengan roket Falcon 9 milik SpaceX, setelah beberapa kali peluncurannya terancam batal dalam berbagai kesempatan sebelumnya.
Setelah mencapai orbit yang tepat, PACE akan memulai pengamatannya di atas Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Satelit itu akan mengumpulkan data tentang aerosol dan awan, memindai bumi setiap dua hari untuk menganalisis komposisi kimia, pergerakan dan interaksinya.
Misi PACE NASA bertujuan untuk mengeksplorasi lingkungan di Bumi dengan mempelajari kesehatan laut, kondisi atmosfer, dan ekosistem.
Proyek itu akan memantau plankton, aerosol, awan, dan kondisi lautan untuk memahami lebih baik interaksi dan pengaruhnya terhadap iklim planet dan kesehatannya secara keseluruhan.
Para ilmuwan menyatakan bahwa data PACE akan memberikan wawasan penting mengenai dampak aerosol pada pembentukan awan dan membedakan berbagai jenis awan.
Menurut NASA, mahami faktor-faktor tersebut sangat penting untuk menafsirkan perubahan iklim dan perubahan kualitas udara.
Selain itu, data dari polarimeter PACE akan menyempurnakan model iklim dengan memberikan informasi atmosfer yang lebih akurat, menggantikan model perkiraan yang ada saat ini dengan pengukuran langsung.
Data polarimetri baru tersebut juga akan memberikan wawasan real time (waktu nyata) atau langsung mengenai polusi udara. (ant/azw/bil/faz)