Jumat, 22 November 2024

DSDA Jatim Datangkan Perahu Pencacah Eceng Gondok untuk Normalisasi Avour Penyebab Banjir Waru

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Dinas Sumber Daya Air Jawa Timur bersama Pemkab Sidoarjo dan Balai Besar Sungai Brantas waktu meninjau banjir di kawasan Waru, Sidoarjo, Rabu (7/2/2024). Foto: Diskominfo Sidoarjo

Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur (DSDA Jatim) menyebut ada beberapa faktor lain yang menyebabkan banjir di kawasan Waru Sidoarjo, selain meluapnya Sungai Buntung akibat pasang air laut dan hujan deras yang melanda kawasan tersebut pada Selasa (6/2/2024).

Fauzy Nasrudin Sekretaris DSDA Jatim, Rabu (7/2/2024) mengatakan, faktor lain di antaranya sampah-sampah yang terkumpul dan menyumbat beberapa titik, seperti mulut gorong-gorong di Taman Surya Agung, Wage, Sidoarjo.

Selain itu, dari pantauan bersama Balai Besar Sungai Brantas ditemukan banyak eceng gondok memenuhi avour Botokan sepanjang 400 meter, mulai dari Pondok Wage Indah 2 di sisi timur tol.

Terkait beberapa permasalahan penyebab banjir tersebut, Fauzy menyebut pihaknya sudah mengambil beberapa upaya, di antaranya mendatangkan kapal pencacah eceng gondok.

“Sore ini (Rabu), datang perahu pencacah eceng gondok. Jadi akan kita coba di avour-avour itu untuk membuat ukuran eceng gondoknya jadi lebih kecil sehingga bisa didorong oleh oleh aliran banjir ke arah hilir,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Rabu sore.

Perahu-perahu  pencacah eceng gondok tersebut, lanjut Fauzy, dikhususkan untuk titik-titik yang tidak bisa dimasuki alat-alat berat.

Seperti eceng gondok di Wage Indah 2 tadi memungkinkan untuk alat berat masuk, ya kita angkat. Yang terkumpul di jembatan dari arah hilir yang kita memungkinkan untuk alat berat masuk, perahu bisa masuk, kita cacah,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Fauzy juga mengajak apabila ada masyarakat yang melihat titik-titik tersumbat baik oleh sampah maupun objek lain seperti eceng gondok, supaya menginformasikan ke pihaknya.

Sementara untuk perkiraan surutnya banjir di permukiman warga, Sekretaris DSDA Jatim itu menyebut belum bisa memperkirakan.

“Sidoarjo ini khas ya, karena daerahnya sangat datar. Terlebih lagi BMKG sudah mengeluarkan peringatan Februari ini bulan siaga, dan ada fenomena Super New Moon, jadi untuk memperkirakan surutnya ini agak sulit,” ujarnya.

Selain itu, ada permasalahan sedimentasi yang belum bisa dipecahkan dari dulu. Penyebabnya, karena saat akan melakukan normalisasi sungai/avour di wilayah setempat, alat berat terhalang akses masuk. Baik oleh pepohonan, maupun permukiman masyarakat sendiri.

Meski demikian, dia memastikan pihaknya sudah menyiagakan mesin pompa mobile milik BPBD Provinsi Jatim dan Kabupaten Sidoarjo untuk penyedotan air jika tinggi air di sungai atau avour sudah mulai turun.

“Jadi yang paling dekat kita lakukan adalah pembersihan sampah itu dan eceng gondok. Karena itu membawa efek yang berdampak untuk mempercepat aliran agar lebih cepat ke arah muara,” jelasnya. (bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs