Jumat, 22 November 2024

Ganjar Singgung Protes Kampus-kampus hingga Larangan Pentas Butet di Debat Pilpres Terakhir

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ganjar Pranowo Capres nomor urut tiga saat Debat Capres ke-5 di JCC, Minggu (4/2/2024). Foto : istimewa

Ganjar Pranowo Calon Presiden (Capres) nomor urut 3 menyinggung adanya keresahan para tokoh masyarakat dan protes kampus-kampus, hingga dilarangnya pagelaran seniman Butet Kertaredjasa.

Pada Debat Kelima Capres 2024 yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Ganjar mengingatkan bahwa politik yang beradab merupakan teladan dari para pemimpin kepada masyarakat luas.

Dia mengatakan selayaknya para pemimpin harus menonjolkan sikap demokratis dan integritas.

“Ini sebagaimana Pak Mahfud tunjukkan, mundur agar tidak memiliki konflik kepentingan,” ungkapnya di Jakarta Convention Center, Minggu (4/2/2024).

Di sisi lain, Ganjar mengutarakan keresahan para tokoh seperti Gus Mus, Romo Franz Magnis, Goenawan Mohammad, hingga protes dari kampus-kampus.

“Ini menjadi catatan bersama, bahwa kita dalam konteks Indonesia berbudaya harus dalam koridor yang baik. Kami juga mendengarkan keresahan masyarakat untuk mengeluarkan unek-uneknya,” ungkap Capres yang berpasangan dengan Mahfud MD ini.

Hal itu menggambarkan belakangan ini terjadi tekanan terhadap kehidupan demokrasi, serta politik penuh intervensi. Ganjar mencontohkan intimidasi yang diterima seniman Butet Kartaredjasa terkait pentas seninya beberapa waktu lalu.

Ganjar berpendapat bahwa dalam ekosistem kebudayaan yang baik, pemerintah semestinya tidak takut dengan ekspresi dari para pelaku seni dengan karya-karya mereka.

“Kalaulah mereka kemudian berekspresi, pemerintah tidak perlu takut. Masa takut sama pentasnya Butet. Kamu boleh lho pentas, tapi [tidak] usah ngomong politik. Ndak [begitu],” katanya.

Mantan Gubernur Jawa Tengah ini mengatakan bahwa pemerintah mesti dikritik dan terus berada dalam trek selama menjalankan programnya.

Ganjar menilai bahwa seniman memiliki kapasitas untuk melakukan hal tersebut, sehingga pemerintah mestinya memberikan wadah bagi para pelaku budaya.

“Dan biarkan mereka mengekspresikan dengan seninya, dengan karakternya, dengan budayanya. Dan kita cukup fasilitasi, mereka yang akan mengerjakan,” lanjutnya.

Dengan demikian, Ganjar menyebut bahwa budaya akan tumbuh, dan pemerintah akan bisa melihat bagaimana proses kreatif itu berjalan.

Hal itu berlaku di banyak bidang seperti musik, sinema, hingga seniman yang menggeluti karya tulis.

“Mereka perlu dilindungi. Tapi berikan itu kepada mereka agar mereka bisa mengurus sendiri,” tutur Ganjar.(faz)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs