Jumat, 22 November 2024

Gunung Merapi Luncurkan 143 kali Guguran Lava Selama Sepekan

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi Gunung Merapi mengeluarkan lava pijar. Foto: Istimewa

Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta tercatat meluncurkan guguran lava sebanyak 143 kali ke arah selatan dan barat daya selama sepekan, terhitung sejak 26 Januari sampai dengan 1 Februari 2024.

Agus Budi Santoso Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengatakan, guguran lava pijar sebanyak tiga kali meluncur ke Kali Boyong sejauh maksimal satu kilometer dan 140 kali mengarah ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.700 meter.

“Suara guguran terdengar tiga kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil,” kata Agus dalam laporan yang dilansir Antara, Sabtu (3/2/2024).

BPPTKG mencatat guguran lava pekan ini mengalami peningkatan sebanyak tiga kali lipat dari pekan sebelumnya, yakni pada periode 19-25 Januari 2024. Saat itu guguran lava tercatat muncul sebanyak 47 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh 1,5 kilometer.

Selain guguran lava, BPPTKG juga mencatat ada awan panas guguran sebanyak 10 kali mengarah ke barat daya (Hulu Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimal 2.400 meter. Jumlah awan panas pekan ini cenderung menurun bila dibandingkan awan panas pada pekan lalu yang tercatat sebanyak 19 kali.

Agus menuturkan morfologi kubah barat daya mengalami perubahan akibat aktivitas guguran lava dan awan panas guguran tersebut. Sedangkan, morfologi kubah tengah relatif tetap.

“Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif,” ujarnya.

Sepanjang 26 Januari hingga 1 Februari 2024, Gunung Merapi mengalami intensitas kegempaan yang cukup tinggi sebanyak 10 kali gempa awan panas guguran, empat kali gempa vulkanik dangkal, 108 kali gempa fase banyak, 871 kali gempa guguran, dan satu kali gempa tektonik.

Potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.

“Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas di dalam daerah potensi bahaya,” pungkas Agus Budi Santoso Kepala BPPTKG. (ant/azw/bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs