Jumat, 22 November 2024

Menjadi Sahabat Buat Anak, Langkah Awal Penanganan Kenakalan Remaja

Laporan oleh M. Hamim Arifin
Bagikan
Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan Ida Widayati Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dalam Program Semanggi Suroboyo di Radio Suara Surabaya dengan tema "Merangkul Anak-Anak Kita" bersama Restu Indah penyiar, Jumat (2/2/2024). Foto: Chandra suarasurabaya.net

Kenakalan remaja menjadi salah satu pekerjaan rumah di Kota Surabaya. Berkelahi, terlibat tawuran pelajar, kabur dari rumah sampai kriminalitas remaja adalah yang sering dilaporkan terjadi.

Kenakalan ini seolah menjadi fenomena. Dalam satu bulan terakhir, ada lima laporan ke Radio Suara Surabaya tentang remaja kabur dari rumahnya. Satu di antaranya berujung pada kriminalitas.

Paling baru, pada Senin (29/1/2024) lalu, ada lima remaja Surabaya diamankan Polsek Krian Sidoarjo karena melakukan percobaan tindakan kriminal.

Mereka pergi dari rumah di Surabaya untuk mengikuti sebuah acara ibadah ke Blitar. Sepulangnya, dengan keterbatasan uang, mereka gandol truk menuju Surabaya. Sesampainya di Bypass Krian, mereka turun karena truk akan lewat tol sedangkan para remaja ini menuju kota.

Tapi di sana, mereka terlibat aksi kejar-kejaran dengan warga karena percobaan tindakan kriminal.

Terlepas dari kejadian tersebut, berbagai pihak seperti orang tua, sekolah, Dinas Pendidikan, serta Dinas Perlindungan Anak sering kali turun tangan menangani kenakalan ini. Pihak-pihak itu meyakini bahwa meningkatkan pengawasan merupakan ujung tombak untuk membenahi persoalan ini.

“Iya, pengawasan. Dari yang fundamental dulu,” kata Yusuf Masruh Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya dalam diskusi “Merangkul Anak-Anak Kita” Program Semanggi Suroboyo Radio Suara Surabaya FM 100, Jumat (2/2/2024).

Menurutnya, pengawasan harus dilakukan oleh orang tua di rumah dan orang tua di sekolah. Keduanya sama-sama berperan besar karena memiliki banyak waktu bersama anak-anak.

Selain itu, pembentukan karakter juga banyak terjadi di rumah dan sekolah dengan memberikan perhatian serta motivasi.

“Sebenarnya mereka anak-anak istimewa. Yang mereka perlukan adalah perhatian kita dan sedikit arahan,” katanya.

Lebih lanjut, orang tua diminta bisa menjadi sahabat buat anak-anaknya. Tujuannya, agar mereka bisa bercerita dengan leluasa tentang masalah yang dihadapi dan tidak tertutup.

Jika hal itu bisa dilakukan, komunikasi orang tua dan anak terjalin dengan baik.

“Jangan lakukan labelling untuk anak. Seperti kamu nakal dan sebagainya,” kata Ida Widayati Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dalam program diskusi yang sama.

Menurutnya, labelling itu bisa menancap di pikiran anak dan membekas. Sehingga jika di-label nakal, anak akan mengganggap dirinya nakal terus sehingga bisa melakukan hal-hal yang tidak baik.

“Karena itu, harus kita rangkul,” tambahnya.

Dalam diskusi 90 menit itu, beberapa pendengar Radio Suara Surabaya juga ikut bergabung. Seperti Alvin dan Khoirudin, yang beranggapan kalau salah satu penyebab kenakalan remaja karena kurangnya perhatian.

Hal itu bisa jadi disebabkan orang tua yang tidak baik hubungannya atau broken home. “Jadi mereka cari perhatian di luar rumah,” kata Alvin.

Menjaga Kondusifitas Lingkungan Anak

Dalam menangani kenakalan remaja, Yusuf mencatat betapa pentingnya menjaga kondusifitas tiga lingkungan; rumah, sekolah, dan pertemanan.

Dia meminta orang tua bisa dekat dan menjaga komunikasi yang baik dengan pihak sekolah.

“Jadi orang tua juga bisa memantau kegiatan anak di sekolah,” katanya. Selain itu, dengan komunikasi yang baik dengan sekolah, orang tua bisa memotivasi secara tepat pada anak.

Terkait kasus di Bypass Krian, menurutnya ada tiga mata pelajaran di sekolah yang seharusnya dikuasai para remaja agar tidak melakukan tindakan seperti kabur dari rumah. Yaitu pelajaran agama, geografi, dan ekonomi.

Pelajaran geografi sebagai bekal para remaja mencari informasi tentang jarak suatu kota dengan kota lainnya. Serta pelajaran ekonomi yang akan memberi mereka bekal tentang hitung-hitungan biaya saat mereka jauh dari rumah. (ham/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs