Jumat, 22 November 2024

Kemendikbudristek Minta Surabaya Kuatkan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Sekolah

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Raker Bunda PAUD se-Surabaya dihadiri Kemendikbudristek dan jajaran Pemkot, Kamis (1/2/2024). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI meminta Surabaya menguatkan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan (TPPKS), mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Komalasari Pelaksana Tugas (Plt) Direktur PAUD Kemendikbudristek RI menyebut, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan untuk menyusun langkah dan meningkatkan layanan di 2024.

“Ada elemen kunci, yaitu tentang pendidiknya, kemudian ada bagaimana proses pembelajaran di PAUD. Yang kedua, adalah kemitraan orang tua, yang ketiga bagaimana memenuhi kebutuhan esensial anak usia dini, dan keempat adalah pengelolaan kepemimpinan dan sumber daya,” katanya saat menghadiri rapat kerja Bunda PAUD se-Surabaya, Kamis (1/2/2024), di Graha Sawunggaling Pemkot.

Komalasari Pelaksana Tugas (Plt) Direktur PAUD Kemendikbudristek RI memberi arahan seluruh Bunda PAUD Surabaya, Kamis (1/2/2024). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Catatan untuk Surabaya, lanjutnya, masih perlu penguatan guru PAUD agar bisa belajar bersama dan mandiri, serta peningkatan literasi digital.

“Mendorong digitalisasi atau literasi digital guru-guru PAUD kita, karena kuncinya pada guru PAUD. Serta memastikan dukungan semua ekosistem untuk men-support PAUD kita. Kemitraan dengan orang tua, mitra-mitra lainnya,” paparnya.

Sementara untuk sisanya, ia meminta pemkot menguatkan TPPKS untuk memastikan suasana pendidikan di Surabaya aman dan nyaman untuk anak.

Menurutnya, TPPKS itu dibentuk sebagai wujud kepedulian kementerian untuk mencegah dan menangani maraknya kekerasan di satuan pendidikan mulai dari PAUD sampai SMA.

“Artinya, terbentuknya tim ini menjadi garda terdepan, mencegah kekerasan di satuan pendidikan. Jika ada kekerasan segera dapat dilaporkan dan ditangani, dan dilakukan pencegahan dini. Semua (tidak hanya PAUD),” jelasnya.

Sejauh ini baru 51 persen daerah di Indonesia yang menyediakan TPPKS tingkat PAUD. Sementara untuk SD hingga SMA sudah 70 persen.

“Kita mendorong agar pemerintah daerah membentuk sendiri. Ini sangat penting, pertama menguatkan kesadaran bahwa kita menciptakan iklim yang aman, baik fisik dan psikis. Tidak ada bullying, kekerasan seksual, tidak ada kekerasan fisik,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, Rini Indriyani Ketua Bunda PAUD Kota Surabaya memastikan, peningkatan kemampuan pendidik akan dilakukan. Salah satunya memberi beasiswa S1 pada guru.

“Targetnya sama seperti 2023, cuma, lebih masif lagi. Bagaimana kami memperkuat pendidik. Kami sudah memberikan beasiswa kepada para pengajar-pengajar karena minimal S1. Kami Memberikan beasiswa kepada pengajar, dengan spesifikasi yang harus dipenuhi sehingga bisa meningkatkan kualitas dari pendidik,” bebernya.

Kiri ke kanan: Rini Indriyani Ketua Bunda PAUD Surabaya dan Komalasari Pelaksana Tugas (Plt) Direktur PAUD Kemendikbudristek RI, Kamis (1/2/2024). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Dari segi pendidikan, Rini juga berkomitmen menjaga transisi dari PAUD ke SD yang menyenangkan.

“Tahun ini insyaAllah ada program baru bagaimana educity (edukasi) yang dilakukan di SD kelas satu sampai dua sehingga mereka mengenal lingkungan SD itu seperti apa,” tambahnya.

Soal TPPKS, Rini mengklaim setiap PAUD di Surabaya sudah punya, beranggotakan guru di masing-masing sekolah. TPPKS itu dibentuk oleh Dispendik Pemkot mulai tingkat PAUD, SD, dan SMP.

“Karena memang apapun harus siap. Sedia payung sebelum hujan, semoga Surabaya tidak terjadi kekerasan lagi kepada anak usia dini. Memang kita kuatkan. Karena ini salah satu hari ini raker salah satunya penguatan bagaimana TPPKS bergerak di masing-masing sekolah satuan PAUD,” tandasnya. (ita/bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs