Prancis mengumumkan ikut menghentikan pendanaan untuk badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), menyusul tudingan Israel yang menyatakan bahwa beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023.
“Kami berharap penyelidikan yang dirilis dalam beberapa hari ini akan memberikan gambaran penuh tentang kejadian yang telah terjadi, disertai dengan langkah-langkah nyata yang bisa dilaksanakan dengan cepat,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Prancis, Minggu (28/1/2024) waktu setempat.
Dilansir Antara pada Senin (29/1/2024), kementerian tersebut menekankan bahwa Prancis secara signifikan sudah meningkatkan bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza di tengah situasi kemanusiaan yang sangat buruk di wilayah kantong Palestina itu, akibat serangan Israel yang berlangsung berbulan-bulan dan blokade yang menghambat pengiriman bantuan.
Adapun kontribusi Prancis untuk program UNRWA pada 2023 berjumlah hampir 60 juta euro (sekitar Rp1 triliun).
“Prancis tidak memiliki rencana untuk melakukan pembayaran lebih lanjut pada kuartal pertama tahun 2024, dan akan memutuskan ketika saatnya tiba apa yang harus dilakukan bersama dengan PBB dan donor utama, guna memastikan bahwa semua persyaratan untuk transparansi dan keamanan bantuan bisa dipertanggungjawabkan,” ujar Kemlu Prancis.
Selain Prancis, Amerika Serikat, Italia, Australia, Kanada, Inggris, dan Finlandia sebelumnya terlebih dahulu telah memutuskan untuk menangguhkan pendanaan untuk badan PBB tersebut.
Di sisi lain, Israel mengabaikan keputusan sementara Mahkamah Internasional dengan melanjutkan serangan gencar di Jalur Gaza, di mana sedikitnya 26.422 warga Palestina telah terbunuh dan 65.087 orang lainnya terluka sejak 7 Oktober.
Menurut PBB, serangan Israel juga menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur. (ant/azw/bil/ham)