Ganjar Pranowo Calon presiden nomor urut 3 mendapat banyak pencerahan dan pesan penting saat bertamu ke rumah Emil Salim ‘begawan lingkungan’, Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (27/1/2024).
Dalam pertemuan sekitar 1,5 jam itu, Ganjar menegaskan komitmennya untuk memperhatikan masukan Emil terkait komitmen mengatasi perubahan iklim, serta mengatasi berbagai persoalan pendidikan di tanah air, khususnya kesenjangan di Indonesia bagian timur.
“Awalnya beliau menulis surat kepada saya, ingin menyampaikan beberapa poin penting. Saya memperhatikan betul masukan seorang senior, apalagi Pak Emil pernah menjadi menteri yang sangat concern pada problem lingkungan,” jelas Ganjar.
Ganjar mengungkapkan, mantan menteri dari era 1971-1993 yang kini berusia 93 tahun itu menyampaikan dengan sangat sistematis terkait pentingnya ancaman perubahan iklim seharusnya mendapatkan perhatian dari seluruh kandidat capres-cawapres.
“Tak hanya soal lingkungan, Pak Emil memaparkan terkait potensi bonus demografi, transisi energi, dan juga problem pangan. Mas, perencanaannya harus terbaik, dimitigasi sungguh-sungguh, karena ke depan kita akan menghadapi situasi yang memang tidak mudah. Itu pesan yang menurut saya penting sekali untuk dilakukan,” kata Ganjar.
Emil pun memberi wejangan khusus terkait merespon situasi dunia yang berubah dengan akses pendidikan yang baik, merata, dan berkeadilan.
“Beliau berulang-ulang menyampaikan kepada saya untuk memperhatikan Indonesia timur. Itu beliau sampaikan berulang-ulang. Rasa-rasanya saya sedang mendapatkan kuliah singkat dari seorang punggawa ekonomi yang punya pengalaman luar biasa di banyak bidang, saya senang sekali,” kata Ganjar.
Menurut Ganjar, Emil prihatin karena saat banyak pihak sudah mengetahui persoalan-persoalan global ini, mengapa tidak ada pemimpin yang kuat untuk mengambil keputusan.
“Sikap-sikap itu memang tidak pernah populer, misal kalau energi kita kotor, mengapa tidak segera bertindak? Kalau kemudian segera melakukan transisi energi, mengapa kita tidak menyiapkan sumber daya manusia dengan baik? Mestinya semua disiapkan agar bisa menjemput 2045 dengan baik?” urainya.
Menurut Ganjar, Emil sangat gemas dengan situasi saat ini.
“Dengan tangannya mengepal beliau sampaikan, ‘cepat, cepat, harus ada yang berani’. Ibaratnya ada kapal Titanic yang mau menabrak gunung es, kok kita masih nyanyi-nyanyi saja? Saya kira kita mampu mencerna artinya,” pungkas Ganjar.
Dalam pertemuan ini, Emil juga didampingi dua anaknya,masing-masing Roosdinal Salim dan Mely Setiawan serta keluarga. (faz/iss)