Jumat, 22 November 2024

Ayah Korban Ungkap Kronologi Hilangnya MWN Sebelum Ditemukan Meninggal di Sungai Buntaran Surabaya

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Dominggus, ayah dari M (6 tahun) memegang foto mendiang putrinya yang ditemukan meninggal terapung di Sungai Buntaran, Kelurahan Manukan, Kecamatan Tandes, Surabaya, Sabtu (21/1/2024)pagi. Foto: Risky suarasurabaya.net

Dominggus, ayah dari MWN (6 tahun) yang ditemukan dalam kondisi meninggal di Sungai Buntaran, Kelurahan Manukan, Kecamatan Tandes, Surabaya, Sabtu (20/1/2024) pagi ini, menceritakan kronologi sang putri bisa hilang.

Dia mengaku saat kejadian, sedang ada pekerjaan pengiriman barang ke Lumajang. Selain itu, Selviana istrinya juga sama-sama sedang bekerja.

Korban saat itu sedang dititipkan ke pamannya, sebelum sempat minta izin keluar bermain bersama kakak laki-lakinya yang berusia delapan tahun. Namun saat hari sudah gelap, hanya kakaknya saja yang pulang kerumah dan MWN belum terlihat.

Saat ditanya, akhirnya, kakak korban mengaku telah kehilangan adiknya yang terseret arus waktu sama-sama bermain di dekat selokan.

Keluarga sontak langsung melakukan pencarian, Domingus yang saat itu sedang ada di luar kota pun langsung pulang untuk bersama-sama mencari putrinya itu.

“Pas main hujan, (MWN) diajak sama teman-temannya dan kakaknya pergi main hujan. Sampai di sana (lokasi) ketemu selokan, mereka bermain air di situ, main air bareng. Jadi dia posisi berdiri di pinggir selokan sama teman-temannya,” cerita Dominggus kepada Radio Suara Surabaya, Sabtu (20/1/2024).

Saat akan mencoba menyeberangi selokan bergandengan bersama kakaknya, lanjut Domingus, MWN justru terpeleset jatuh ke dalam saluran yang airnya pada saat itu mengalir cukup deras.

Dia menjelaskan kalau kakak MWN sempat memegang tangan adiknya itu dan sama-sama bertahan pada bibir selokan, sambil berteriak minta tolong.

“Jadi kakak dia nangis minta tolong ‘kakak, kakak tolong minta tuan-tuan, bapak, mama‘ begitu, tapi tidak ada yang (datang) menolong. Kakaknya berusaha teriak sama orang lain tapi tidak ada orang-orang besar (dewasa) yang di sana itu cuma anak kecil semua,” ungkap Dominggus.

Dia menceritakan kalau teman-teman MWN memang sempat mencoba membantu. Namun, karena sang kakak dan teman-temannya tak kuat menahan pegangan tangan adiknya, akhirnya korban terlepas hingga terbawa arus.

“Kakaknya bilang ‘kalau saya paksa nolongin adikku, saya juga pasti terseret karena airnya deras‘ akhirnya dia lepas adiknya begitu saja,” imbuhnya.

Saat ini, jenazah MWN masih berada di rumah sakit sebelum nantinya disemayamkan dan dimakamkan, sembari menunggu seluruh keluarga dan kerabat berkumpul.

Diberitakan sebelumnya, MWN dilaporkan ke Radio Suara Surabaya hilang karena diduga hanyut di selokan Jalan Bumi Sari, Sambikerep, Surabaya, Kamis (18/1/2024). Laporan kejadian ini baru diterima petugas pada Kamis sekitar pukul 20.00 WIB.

Ketika kejadian, anak berusia enam tahun ini sedang bermain bersama kakaknya berinisial SAN (8)–sebelumnya diberitakan berusia 10 tahun– di sekitar saluran air pada Kamis siang. Pada saat itu kondisi tengah hujan deras.

Dari keterangan kakak korban, mereka main di saluran yang arusnya cukup deras. Setelah hujan selesai, sang kakak kembali pulang sendirian ke rumah.

SAN baru berani bercerita sekitar pukul 20.00 WIB saat orang tuanya mencari keberadaan adiknya.

Sempat dilakukan pencarian oleh Tim Rescue mulai Kamis hingga Jumat (19/1/2024), namun belum membuahkan hasil.

Akhirnya ada Rahman pendengar Suara Surabaya melaporkan menemukan jenazah anak perempuan di sungai Buntaran belakang rumahnya saat bersih-bersih di sekitar lokasi. Jenazah M ditemukan mengapung di Sungai Buntaran, Kelurahan Manukan, Kecamatan Tandes, Surabaya, pada Sabtu (20/1/2024), sekitar pukul 06.00 WIB. (bil/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs