Senin, 25 November 2024

Antisipasi Penyakit Hewan Kurban, DKPP Inspeksi Sentra Penjualan Karang Empat

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Tim Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya memeriksa hewan kurban di sentra penjualan hewan di Gardu PLN Karang Empat, Surabaya, Rabu (15/8/2018). Foto: Denza suarasurabaya.net

Tim Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya menginspeksi hewan kurban di sentra penjualan hewan di Gardu PLN Karang Empat, Surabaya, Rabu (15/8/2018).

Tim yang terdiri dari tiga orang staf dan seorang dokter hewan ini memeriksa fisik dan kesehatan sejumlah sapi dan kambing kurban yang dijual di sentra tersebut.

Drh. Gagat Rahino Kepala Seksie Pengembangan Usaha Peternakan, Bidang Peternakan dan Penyuluhan DKPP mengatakan, fokus pemeriksaan ini sama seperti tahun kemarin.

“Inspeksi kesehatan dari tanda-tanda fisik luar, baik cuping hidung, kelopak mata, bisa diketahui apakah hewan mengalami anemia, ikteris atau lainnya,” ujarnya setelah inspeksi.

Hasil pemeriksaan di Karang Empat, hewan kurban di lokasi itu rata-rata sehat. Dari segi umur juga masih relatif muda dilihat dari pertumbuhan gigi poel atau gigi seri yang sudah tetap.

“Kalaupun ada penyakit cacing, misalnya, masih normal, (tidak terlalu mempengaruhi kesehatan,red),” katanya.

Meskipun, ada dua ekor sapi yang dicatat oleh tim DKPP karena menunjukkan tanda-tanda sakit. Diduga karena penyakit cacing, dilihat dari tubuhnya yang kurus.

“Mungkin kena cacing, karena tubuhnya kurus, dan warna matanya pucat. Nanti tim selanjutnya akan memantau lagi di lain hari,” ujarnya.

Inspeksi kali ini, kata Gagat, bertujuan utama untuk memetakan asal hewan kurban. Ada beberapa daerah yang diwaspadai karena memiliki riwayat penyakit strategis seperti antraks.

“Terutama dari Jawa Tengah seperti Boyolali dan lainnya, NTB dan NTT, juga Bali dan Sulawesi Selatan. Itu yang kami waspadai. Kalau dari Blitar, kami menunggu surat keterangan kesehatan,” katanya.

Rata-rata, di sentra penjualan hewan kurban Karang Empat, kata Gagat, sapi maupun kambing berasal dari Madura. Sebagian lainnya dari Bali dan sebagian kecil lainnya dari Blitar.

“Tapi rata-rata ini penjualnya belum melengkapi kartu keterangan dari dokter hewan asal ternak. Mungkin masih dibawa sama adiknya atau saudaranya. Kami akan meminta mereka melengkapi,” ujarnya.

Afandi, salah seorang penjual sapi yang tinggal di Bronggalan mengatakan, ada sebanyak 80 sapi yang dia jual di lapak yang dia sewa di sentra tersebut.

Dia mendatangkan sapi-sapi itu sekitar satu bulan yang lalu dan saat ini setidaknya sudah 70 ekor yang sudah terjual. Masing-masing sapi ini dijual dengan harga bervariasi menurut ukuran.

“Yang paling mahal ada Rp25 juta. Kalau yang paling murah Rp13-14 juta,” kata Afandi ditemui suarasurabaya.net di lokasi sentra penjualan Karang Empat.(den/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 25 November 2024
29o
Kurs