Polisi telah menyimpulkan kronologi meninggalnya Milza Dwifahira (20) mahasiswi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di kosnya kawasan Jalan Lidah Wetan Gang V, Lakarsantri, Surabaya, Kamis (11/1/2024) kemarin.
Kompol Muhammad Akhyar Kapolsek Lakarsantri menyatakan, korban jatuh dari lantai tiga bangunan kos, karena menginjak fiber plastik penutup lubang balkon yang belum ada pembatas pagarnya.
“Balkon itu dikasih tutup fiber yang plastik itu, kan lapuk itu, diinjaklah di situ,” kata Akhyar kepada suarasurabaya.net, Jumat (12/1/2024).
Pantauan suarasurabaya.net di lokasi, bangunan di lantai tiga itu memang masih dalam tahap pengerjaan. Selain itu, suasana kos pada Jumat siang nampak sepi karena sebagian mahasiswi sedang libur semester.
Akhyar menuturkan, peristiwa itu bermula saat korban hendak menitipkan kunci motor kepada Jeki penjaga kos, karena mahasiswi Sastra Indonesia itu mau pulang kampungnya di Sumenep, Madura untuk liburan semester.
“Dia bilang jam 8 (pagi) itu, Mas Jeki nanti jam 4 sore motor saya mau di paketkan nanti minta tolong ya. Saya soalnya mau pulang kampung, mungkin sampe Februari lah baru balik ke sini,” ucap Jeki menirukan pesan korban yang disampaikan ulang Kapolsek Lakarsantri.
Namun sekitar pukul 10.28 WIB, korban mau meminta kembali kunci motornya kepada Jeki untuk membeli barang. Saat itu Jeki berada di lantai tiga sedang mengerjakan sesuatu.
Mahasiswi asal Sumenep itu kemudian naik ke lantai tiga sembari memanggil nama Jeki berulang kali. “Terus waktu naik ke lantai tiga dia teriak, mas, mas jeki, oh iya, mana kuncinya,” kata Akhyar menirukan keterangan Jeki.
Ketika itu lokasi Milza dan Jeki berseberangan di lantai tiga. Yang mana di sela bangunan itu terdapat balkon yang ditutup fiber plastik dan belum diberi pembatas pagar seperti di lantai dua.
Korban yang mau menghampiri Jeki itu justru salah menapakkan kaki di fiber plastik yang rapuh. Korban langsung jatuh dari ketinggian sekitar 20 meter lebih diiringi suara keras hingga mengagetkan penghuni kos.
“Yang plastik itu, kan lapuk itu, diinjaklah di situ. Kenapa saya bilang diinjak, karena itu ada bekas keinjeknya nempel di situ. Kemarin saya sama inafis,” katanya.
Jeki pun sontak kaget dengan suara ambrol dan langsung melihat korban sudah tergeletak di lantai dasar dengan bersimbah darah. Ia pun panik dan berteriak meminta pertolongan.
Korban sempat dibawa ke Rumah Sakit National Hospital, namuk sekitar pukul 13.00 WIB siang korban dinyatakan meninggal dunia dan sudah dijemput keluarga untuk dikebumikan di Sumenep.
“Dibawa ke rumah sakit itu, panik semua anak kos itu, teriak-teriak tolong tolong tolong, temanya pada telpon ambulance. Diperkirakan jam 1 (siang) meninggal,” tandas Akhyar. (wld/bil/ham)