Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Cak Imin, calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 1 saat pidato politik di Surabaya menyinggung warga Nahdlatul Ulama (NU) keterlaluan bila tidak memilih dirinya pada Pemilu 2024.
Ketum PKB itu beralasan, karena dia adalah kader NU sebelum dilahirkan pada 24 September 1966 lalu. Sebab, kakeknya merupakan salah satu ulama pendiri NU yakni KH Bisri Syansuri.
“Saya orang Jawa Timur, sudah NU sebelum lahir, kenapa sudah NU sebelum lahir? Bapak saya, ibu saya yang nikahkan pendiri NU, jadi memang sudah direncanakan cucunya kalau pasti harus jadi NU,” kata Cak Imin, di saat pidato dihadapan ribuan relawan Anies-Muhaimin (AMIN) di DBL Arena, Surabaya (10/1/2024).
Oleh sebab itu Cak Imin menyindir warga NU yang tak memilih dirinya di Pilpres 2024 nanti.
“Jadi lek onok wong (kalau ada orang) NU, enggak nyoblos wong NU sing asli (yang asli) berarti kebangeten (keterlaluan),” ucapnya.
Masih dalam pidatonya, Cawapres nomor urut 1 itu kemudian menyebut kalau sudah mendapatkan perintah dari para kiai dan Dewan Syuro PKB untuk maju sebagai calon pemimpin Indonesia, entah sebagai calon presiden maupun wakil presiden sejak 2019.
“Alhamdulillah saya ini 2019 diperintah oleh PKB, terutama kiai-kiai dewan syuro, pokoknya Ketua Umum (Imin) harus maju, mau capres mau cawapres yang penting mengisi kepemimpinan nasional,” ucalnya.
Cak Imin pun kemudian berupaya merealisasikan perintah itu dengan hengkang dari koalisi Prabowo Subianto, Capres nomor urut 2 dan bergabung dengan Anies Baswedan Capres nomor urut 1.
Adapun gagasan yang Cak Imin bawa bersama Anies pada Pemilu 2024 ini adalah perubahan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
“InsyaAllah warga Nahdliyin bersatu untuk kader yang maju dalam pilpres yang akan datang. Inah potensi yang harus kita gerakan dengan optimil,” tuturnya. (wld/bil/ipg)