Jumat, 22 November 2024

Hasto: Tidak Paham Konsepsi Pertahanan untuk Bebaskan Irian Barat, Prabowo Seharusnya Minta Maaf

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Hasto Kristiyanto Sekretaris TPN saat nonton bareng Debat Capres II, di Sekretariat Pusat Koordinasi Relawan GP-MMD, Jalan Diponegoro Nomor 72, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024). Foto : istimewa

Hasto Kristiyanto Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud MD menyebut data bahwa alutsista bekas digunakan Soekarno Presiden di masa pembebasan Irian Barat yang disampaikan Prabowo Subianto calon presiden keliru.

Hal ini disampaikan Hasto menjawab media usai nonton bareng Debat Capres II, di Sekretariat Pusat Koordinasi Relawan GP-MMD, Jalan Diponegoro Nomor 72, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/2024). Hasto didampingi Ahmad Basarah Koordinator Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) PDI Perjuangan.

“Kami ingin meluruskan pernyataan pak Prabowo. Sepertinya keliru, pada masa Bung Karno menggunakan peralatan bekas. Itu konteksnya berbeda. Banyak peralatan baru yang dipakai oleh Bung Karno guna pembebasan Irian Barat. Seperti peralatan dari Yugoslavia. Bahkan dari yang sebagian dipakai untuk pembebasan Aljazair, bangsa-bangsa Islam banyak merdeka karena campur tangan kepemimpinan Bung Karno,” kata Hasto.

“Kita mendapat Hercules C130 dari kepemimpinan Kennedy Presiden Amerika Serikat, itu juga suatu hal yang baru sehingga pak Prabowo sebagai menhan sayangnya tidak memahami bagaimana postur angkatan perang kita saat itu,” lanjut Hasto yang meraih gelar doktor Universitas Pertahanan.

Di era Bung Karno, kata Hasto, saat itu alutsista Indonesia merupakan kekuatan angkatan perang terkuat di belahan bumi selatan.

“Ini yang pak Prabowo seharusnya meminta maaf atas ketidakpahaman terhadap konsepsi pertahanan pada masa Bung Karno yang dipakai untuk pembebasan Irian Barat dan membantu negara negara Asia Afrika termasuk Aljazair, kemudian Pakistan yang mencoba melepaskan diri dari imperialisme Inggris,” pungkas Hasto.

Pada bagian lain, saat media bertanya mengenai pembelian alutsista bekas, ada kesan Prabowo melempar kesalahan ke DPR, bahkan mengaitkannya dengan partai yang ada di Komisi I DPR, Hasto menjawab berdasarkan pengecekan Komisi I DPR dan presiden terkejut.

“Sebenarnya kalau kami melakukan pengecekan, Komisi I DPR bahkan bapak presiden sendiri terkejut ketika pak Prabowo secara sepihak memutuskan untuk membeli pesawat tempur bekas dari Qatar. Sementara pesawat tersebut pernah ditolak oleh Prof Yuwono Sudarsono menhan sebelumnya.
Ini menunjukkan penyalahgunaan kewenangan. Tanpa melalui perencanaan yang baik,” ujar Hasto. (faz/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs