Soemanto, veteran perang, pejuang yang pernah tergabung dalam Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP), meminta Soekarwo Gubernur Jawa Timur tidak mengubah nama jalan Gunungsari.
Soemanto hadir dalam upacara peringatan 73 tahun kemerdekaan Republik Indonesia di Gedung Negara Grahadi, Jumat (17/8/2018) bersama rekan seperjuangan, serta anak dan cucunya yang tergabung dalam Pengurus Daerah (PD) TRIP Surabaya.
Setelah upacara, mereka turut diminta masuk ke Gedung Grahadi untuk melakukan ramah tamah dan silaturahmi dengan Soekarwo Gubernur Jawa Timur dan beberapa pejabat TNI dan Polri.
Saat bersalaman dengan Soekarwo, Soemanto menyampaikan keberatannya atas rencana Pemprov mengubah nama Jalan Gunungsari menjadi Jalan Prabu Siliwangi.
Soekarwo menjawab, “…., Gajah Mada (Jalan Gajah Mada,red), cuman sebagian. Sampeyan belum tahu, nanti saya jelaskan,” kata Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo kepadanya.
Soemanto menegaskan, dia menolak perubahan nama Jalan Gunungsari karena menurutnya jalan itu sakral.
“Sekutu, dulu, banyak (menjadikan,red) korban teman-teman saya (di jalan itu,red),” ujarnya.
Rekannya yang lain menyahut, bahwa Jalan Gunungsari di masa perjuangan adalah pertahanan terakhir bagi para pejuang-pejuang Surabaya.
“Pokoknya Gunungsari jangan diutik-diutik (diapa-apakan),” kata Soemanto.
Mengenai hal ini, Soekarwo menjelaskan, ada perubahan rencana perubahan nama jalan ini. Lokasi dan panjang jalan yang akan diubah namanya menjadi Jalan Prabu Siliwangi berubah.
Kalau sebelumnya Pemprov Jatim mengajukan perubahan nama jalan dari pertigaan tol Gunungsari sampai perempatan Jalan Gajah Mada sepanjang 1,3 kilometer sekarang lebih pendek.
“Kan kemarin sudah digodok. Ada perubahan rencana, bukan sampai Gajah Mada, tapi sampai pertigaan ke Jembatan Rolak itu. Panjangnya kurang lebih 700 meter,” katanya.
Kapan jalan itu diresmikan, Pakde Karwo kembali mengatakan, tinggal dipasang (diubah) plang nama jalannya kemudian dipotret oleh para wartawan.
“Sampeyan potret, nanti kita resmikan bersama-sama,” ujarnya.
Pakde Karwo tetap tidak memberikan kejelasan, kapan nama jalan itu akan diubah. Sebab, DPRD Surabaya pada 11 Agustus lalu sudah memparipurnakan Raperda Perubahan Nama Jalan Dinoyo dan Gunungsari.
Namun, meski sudah diparipurnakan, gelombang protes tetap mengalir. Kemarin, Kamis (16/8/2018), sejumlah ormas melakukan aksi unjuk rasa di Pemkot Surabaya menolak rencana perubahan nama jalan ini.
Bahkan, pada saat paripurna 11 Agustus lalu di Gedung DPRD Surabaya, ada dua orang anggota DPRD dari Fraksi Nasdem yang walk out. Salah satunya adalah Fatchul Muid, Ketua Panitia Khusus pembahasan perubahan nama jalan.
Berkaitan dengan panjang Jalan Gunungsari yang akan diubah menjadi Jalan Prabu Siliwangi, data dari DPRD Surabaya berbeda dari yang disebutkan Pakde Karwo.
Khusnul Khotimah Anggota Pansus Perubahan nama jalan menyebutkan, panjang yang akhirnya disetujui untuk diubah namanya adalah 1,1 kilometer dari pengajuan Pemprov sebelumnya sepanjang 1,3 kilometer.
Sedangkan total panjang Jalan Gunungsari yakni 3,3 kilometer. Khusnul membenarkan apa yang dinyatakan Pakde Karwo, lokasinya bergeser. Tidak sampai di perempatan Jalan Gajah Mada.
“Kemarin sebelum paripurna, ada rapat lagi, dan Pemprov, dalam hal ini Pakde Karwo juga banyak menerima masukan kami,” katanya ketika dihubungi suarasurabaya.net.
Setidaknya, dengan adanya perubahan atau pergeseran lokasi yang akan diubah namanya ini, Pemprov mengklaim, jumlah warga terdampak akan berkurang.
“Karena jalan itu, kan, sebelumnya memang tidak ada. Jalan Gunungsari itu cuma sampai pertigaan ke Jembatan itu,” kata Pakde Karwo.(den/tin)