Jumat, 22 November 2024

Pengasuh Ponpes Nurul Qarnain Jember Dukung Mahfud MD Karena Tahu Perjuangannya

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Mahfud MD Cawapres nomor urut 3 menginap di Ponpes Nurul Qarnain, Jember, Kamis (28/12/2023) malam disambut ribuan santri. Foto: istimewa

Mengakhiri kunjungan hari pertamanya di Jawa Timur, Mahfud MD Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) yang juga Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3 bermalam di salah satu Ponpes di Jember.

Tepatnya, Mahfud menginap di Ponpes Nurul Qarnain, Jember, Kamis (28/12/2023) malam. Kedatangan Mahfud di Ponpes disambut ribuan santri yang berbaris rapi. KH. Yazid Karimullah pengasuh Ponpes Nurul Qarnain, Jember, beserta kiai lainnya menyambut Mahfud turun dari kendaraannya.

Sebelum masuk ke salah satu bilik untuk menginap, Mahfud mengisi sejumlah kegiatan di Ponpes ini. Dari mulai salat berjamaah, doa dan tahlil, hingga shalawatan bersama ribuan santri.

Usai salat berjamaah, Mahfud didoakan Kiai Yazid diamini oleh ribuan santri. Setelahnya, Mahfud berjalan menuju sebuah aula untuk dialog dan bercengkerama dengan alumni Pondok Pesantren Nurul Qarnain dan Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo.

Dalam sambutannya, KH. Yazid Karimullah Pengasuh Ponpes Nurul Qarnain mengaku menjatuhkan pilihan kepada Ganjar-Mahfud Capres-Cawapres nomor urut 3. Terlebih di duet ini ada sosok Mahfud MD.

“Waktu Mbak Yenny Wahid datang ke sini, beliau kaget saya dukung. Karena memang saya dari dulu dukung Pak Mahfud. Saya tahu perjuangannya, track record-nya, tujuannya,” kata Kiai Yazid membuka dialog interaktif yang dihadiri santri, ustad, alumni, dan masyarakat sekitar.

Kiai Yazid mendoakan Mahfud agar sukses dan lancar mengarungi Pilpres 2024.

“Mudah-mudahan apa yang dicita-citakan, tercapai. Harapan saya, Indonesia aman, sehat, dan sejahtera,” doanya.

Dalam dialog berisi tanya jawab ini, Mahfud mengungkapkan berbagai program dan visi misi Ganjar-Mahfud. Mahfud juga dapat curhatan soal pendidikan pesantren, kesejahteraan guru ngaji dan marbot masjid, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, hingga persoalan pupuk bagi petani.

Mahfud juga bercerita proses dirinya menjadi Cawapres. Diakuinya, dirinya tidak pernah secara sungguh-sungguh berusaha menjadi Cawapres. Alasannya, tidak punya partai dan tidak punya biaya politik.

“Jadi Cawapres biayanya triliunan. Jadi saya tidak berusaha mendekati. Dulu banyak yang daftar, pasang baliho, menyatakan siap. Saya tidak demikian,” tuturnya.

Ketiga, secara syariat, Mahfud merasa malu jika menyatakan ingin mencalonkan diri. Karena dalam sebuah riwayat, Nabi Muhammad menolak orang yang minta-minta jabatan.

“Secara moral saya malu menawarkan diri. Jangan sekali minta jabatan. Kalau minta, bisa nggak dapat. Bisa dapat, tapi gagal. Tapi kalau diminta, Allah akan membantu. Itulah saya diminta oleh Ibu Megawati dan ketua umum partai koalisi tanpa keluar biaya sepeserpun,” ceritanya.(faz/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs