Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meneliti optimalisasi penerapan wanamina atau silvofishery, guna mendorong pemberdayaan masyarakat pesisir untuk ikut mengatasi dampak perubahan iklim.
Dilansir dari Antara, Handy Chandra Kepala Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih BRIN mengatakan, proyek riset itu bertujuan untuk mengembangkan potensi serapan karbon bersamaan dengan meningkatkan aspek ekonomi dan bisnis masyarakat pesisir.
“Wanamina merupakan kegiatan penanaman vegetasi hutan mangrove yang dikombinasikan dengan budidaya tambak rumput laut yang bertujuan untuk memberikan fungsi vegetasi sebagai strategi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim,” ujarnya di Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Handy menuturkan, implementasi wanamina terbukti dapat meningkatkan kemampuan tanaman mangrove sebanyak lima kali lebih besar jika dibandingkan dengan hutan terestrial.
Selain itu, wanamina juga bisa memberikan dampak ganda berupa penambahan serapan karbon dari rumput laut.
Di sisi lain, penerapan wanamina juga memiliki keunggulan yang dapat dimaksimalkan sebagai alternatif pendapatan masyarakat mengingat rumput laut merupakan komoditas dengan potensi nilai ekonomis yang cukup tinggi.
BRIN bekerja sama dengan organisasi iklim CarbonEthics terkait dengan riset optimalisasi penerapan wanamina tersebut.
Ruang lingkup kolaborasi riset itu menjadi sarana untuk meningkatkan produktivitas periset, baik dari segi intelektual maupun ekonomis karena rumput laut memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan sebagai solusi dalam mengatasi dampak perubahan iklim.
“Saya berharap kolaborasi riset ini merupakan langkah awal untuk menjalin potensi kerja sama pada bidang lain yang berujung pada tingginya nilai kemanfaatan bagi masyarakat,” ucap Handy.(ant/ath/iss/ipg)