Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (19/12/2023) pagi, tergelincir 12 poin atau 0,07 persen menjadi Rp15.522 per Dolar AS dari sebelumnya Rp15.510 per Dolar AS.
Lukman Leong analis pasar mata uang memperkirakan Rupiah cenderung menguat terbatas terhadap Dolar AS menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI).
“Dengan absennya data ekonomi penting dari dalam maupun luar negeri, rupiah diperkirakan akan datar dengan kecenderungan menguat terbatas terhadap dolar AS yang masih tertekan oleh prospek suku bunga The Fed,” kata Lukman, dilansir Antara.
Pasar menantikan arah kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR dalam RDG Bank Indonesia pada 20-21 Desember 2023.
BI diperkirakan masih akan menahan suku bunga. Sedangkan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed diperkirakan 63 persen akan memangkas suku bunga pada Maret 2024.
Lebih lanjut, dalam RDG BI sebelumnya pada 22 dan 23 November 2023, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya di level 6 persen. Suku bunga deposit facility juga dipertahankan di level 5,25 persen dan suku bunga lending facility di posisi 6,75 persen.
Keputusan tersebut tetap konsisten dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak ketidakpastian global, serta sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi. (ant/feb/saf/ham)