Genangan banjir melanda ruas Jalan Mawar Dusun Sambirono Wetan, Desa Sidodadi Kabupaten Sidoarjo hingga tiga hari sejak Jumat (15/12/2023) kemarin sampai hari ini, Minggu (17/12/2023).
Banjir tersebut mengganggu aktivitas anak saat berangkat ke sekolah. Pasalnya di jalan tersebut terdapat satu sekolah dasar negeri, yakni SDN Sidodadi I.
Hal itu diutarakan oleh Muhammad Yusuf Ketua RT 8 Dusun Sambirono. Pada Sabtu (16/12/2023) kemarin, aktivitas sekolah tidak libur meskipun genangan banjir melanda Jalan Mawar.
“Anak sekolah sampai digendong (orang tuanya). Tidak menggunakan sepatu, dicopot, pakai sandal semua,” katanya saat ditemui suarasurabaya.net, Minggu.
Pantauan di lokasi, sekolah dasar itu terhubung dengan jembatan yang melewati sungai. Lokasi sekolahnya tepat berada di belakang rumah penduduk. Debit air di sungai terpantau penuh pada Minggu siang.
Kata Yusuf, genangan air hanya memasuki halaman sekolah, tidak sampai masuk ke kelas.
“Itu sudah ditinggikan oleh (pihak) sekolah (jadi air tidak sampai masuk). Dulu sempat masuk, tapi sekarang di halaman (sekolah) aja,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, banjir di Dusun Sambirono Wetan, Desa Sidodadi Kabupaten Sidoarjo belum surut total sejak Jumat kemarin. Genangan air sekitar sepuluh hingga 20 sentimeter itu membentang sejauh 300 meter di Jalan Mawar dusun tersebut.
Kata Anis Rohmawati warga RT 8 setempat, banjir terjadi akibat hujan pada Jumat siang hingga sore dengan intensitas sedang.
“Waktu Jumat kemarin tingginya sebetis orang dewasa,” kata Anis ditemui suarasurabaya.net di rumahnya, Minggu (17/12/2023).
Banjir pada Jumat siang itu masuk di beberapa rumah warga. Termasuk di bagian belakang rumah Anis. Padahal ia sudah meninggikan struktur bangunan rumahnya.
Sedangkan penjelasan Dwijo Prawito Kepala BPBD Kabupaten Sidoarjo, bahwa secara geografis wilayah di Dusun Sambirono Wetan relatif lebih rendah.
“Lokasi tersebut secara geografis memang lebih rendah dari sekitarnya termasuk di bawah elevasi saluran yang ada di sekitar dan minimnya saluran pembuang yang ada belum memenuhi standar teknis sehingga kalau turun hujan di lokasi tersebut air sungainya meluber dan berdampak pada wilayah itu tergenang air,” tuturnya.
Dwijo menyebut, penanganan jangka pendek sudah dilakukan timnya siang ini dengan melakukan pemompaan genangan air.
“Tapi jadi dilema, saat muka air sungai tinggi upaya pemompaan juga masih kurang efektif,” ujar Dwijo. (wld/saf/ham)