Sabtu, 23 November 2024

Indostrategic: Debat Capres Perdana akan Berimplikasi Mulai Memanasnya Dinamika Pilpres 2024

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ahmad Khoirul Umam Direktur Eksekutif Indostrategic. Foto : istimewa

Ahmad Khoirul Umam Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) menilai debat Capres perdana yang diikuti Anies Rasyid Baswedan (Capres nomor urut 1), Prabowo Subianto (Capres nomor urut 2) dan Ganjar Pranowo (Capres nomor urut 3) akan berimplikasi pada memanasnya kontestasi Pilpres 2024.

Dia menilai, intensitas serangan dalam debat tersebut tergolong cukup tinggi.

“Ya terkait dengan debat Capres perdana sudah mulai menunjukkan intensitas serangan yang cukup tinggi di antara para capres. Dan itu tentu akan berimplikasi pada mulai menghangat atau memanasnya dinamika dan juga atmosfer politik menuju kontestasi Pilpres 2024 mendatang,” ujar Umam kepada suarasurabaya.net, Rabu (13/12/2023).

Menurut Umam, dari sisi Anies Baswedan Capres nomor urut 1 langsung memanfaatkan kesempatan debat pertama sebagai sebuah momentum serangan terhadap Prabowo, sekaligus kepada pemerintahan Joko Widodo Presiden.

Terutama terkait dengan konteks isu penanganan konflik di Papua, kemudian terkait dengan konteks etika pemerintahan di mana wilayah eksekutif seolah di anggap melakukan intervensi terhadap wilayah yudikatif, dan beberapa isu yang lain terutama terkait dengan konteks hilangnya peran oposisi yang menjadi tidak produktif dan di sisi yang lain juga lemahnya kebebasan sipil,” kata Umam.

Kemudian di sisi yang lain, dari pihak Prabowo Subianto Capres nomor urut 2 mencoba untuk bersikap defensif dan mencoba meyakinkan bahwa apa yang dilakukan oleh pemerintah Jokowi saat ini semua masih baik-baik saja, tetap dalam takaran yang normal dan tidak menghancurkan prinsip-prinsip sendi demokrasi.

Sementara untuk Ganjar, lanjut Umam, berselancar di antara dua gelombang kekuatan pro perubahan (Anies) dan juga Prabowo yang justru dianggap lebih pro keberlanjutan.

“Dalam konteks ini, Ganjar mencoba untuk mengambil sisi-sisi kritis sebagai sebuah upaya untuk mendelegitimasi Prabowo. Sementara di saat yang sama juga menunjukkan komitmen-komitmen terhadap agenda pemerintahan Jokowi saat ini sebagai sebuah ekspresi keberlanjutan sehingga kemudian karakter dari ketiga masing-masing Capres menunjukkan titik perbedaan yang signifikan,” jelasnya.

Namun demikian, kata Umam, terkait dengan isu-isu tata kelola pemerintahan tampaknya Anies Baswedan dan juga Ganjar Pranowo terlihat lebih leading. Karena, bagaimanapun juga mereka memiliki latar belakang sebagai kepala daerah.

“Dan tentu bicara tentang partisipasi, kemudian bicara tentang akomodasi, dari aspirasi dalam menentukan kebijakan publik termasuk juga terkait dengan konteks bagaimana menghadirkan proses kontrol dari publik terhadap tata kelola pemerintahan di tingkat lokal itu. Keduanya tampak lebih leading, dan Prabowo mencoba untuk mengikuti,” terangnya.

Tetapi, kata Umam, di dalam konteks isu pemberantasan korupsi dan penegakan hukum, tampaknya belum ada satu tawaran yang riil di dalam konteks detail kebijakan penegakan hukum.

“Masing-masing Capres mencoba untuk menunjukkan komitmennya yang tinggi tetapi kemudian pendetailan bagaimana penguatan KPK. Kalaupun kemudian undang-undang KPK diamandemen poin-poin apa saja yang harus diamandemen, kemudian bentuk penguatan KPK tertentu, penegak hukum yang lain bukan sekadar remunerasi tetapi juga bagaimana fungsi-fungsi yang lain terkait dengan supervisi, koordinasi, penetapan sektor-sektor prioritas strategis yang harus ditangani oleh penegak hukum tampaknya itu tidak banyak diungkap oleh masing-masing Capres,” kata dia.

Oleh karena itu, menurut Umam, debat tadi malam menunjukkan bagaimana komitmen politik ditunjukkan, tetapi di dalam konteks detail tawaran solusi dan juga kebijakan dalam konteks penegakan hukum, termasuk di dalam upaya untuk mengonsolidasikan demokrasi supaya kembali matang, belum begitu banyak dilakukan oleh masing-masing Capres.

Adapun kemudian terkait dengan isu HAM, Umam melihat, Anies dan Ganjar menunjukkan kekompakan untuk menggunakan argumen HAM sebagai sebuah amunisi untuk menyerang Prabowo Subianto.

Tetapi di saat yang sama, respon dari Prabowo Subianto mencoba untuk memitigasi itu karena dia selalu diserang dengan isu HAM maka kemudian imunitas Prabowo terhadap isu HAM tampaknya sudah mulai terbentuk.

“Terlebih lagi ketika dalam proses debat tadi malam, dia (Prabowo) mencoba untuk menghadirkan para mantan aktivis ’98 yang selama ini menjadi frontliner dari pihak-pihak kekuatan yang melakukan penentangan terhadap perannya di dalam konteks momentum sejarah reformasi 98,” pungkas Prabowo.(faz/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs