Memasuki gelaran ke-10, Biennale Jatim X (BJX) hadir dengan tema “Cultural Synthesis”. Pameran utama BJX diselenggarakan pada 9 Desember 2023 hingga 7 Januari 2024, berlangsung di tiga tempat sekaligus, antara lain yaitu Orasis Art Space, Surabaya; Rumah Budaya Malik Ibrahim, Sidoarjo; dan Institut Seni Tambak Bayan, Surabaya.
Biennale Jatim X merupakan pagelaran akbar yang menghadirkan beragam karya seni rupa dari sejumlah seniman nasional dan internasional. Menghadirkan beragam karya seni rupa dari sejumlah seniman nasional dan internasional.
Karya yang dihadirkan menelusuri garis batas antara darat dan lautan. Pameran ini memaparkan hasil kebudayaan dengan melibatkan enam kurator dari disiplin berbeda – beda.
“Pagelaran seni yang diadakan Biennale Jatim X ini memadukan semua karya para seniman dari berbagai daerah di Jawa Timur,” ujar Jelita selaku Pemandu Pameran Seni, di Orasis Art Space Jalan Bukit Golf B2-25, Surabaya, waktu ditemui suarasurabaya.net, Selasa (12/12/2023)
Berdasarkan tema dari tiga teritori: pegunungan, pesisir, dan perkotaan. Kurator BJX untuk tema pegunungan yaitu Lisistrata Lusandiana dan Danny Hartanto, untuk kurator wilayah pesisir yaitu Lucky Childa Pratama dan. Kharisma Nanda Zenmira, sedangkan kurator BJX area perkotaan adalah Bintang Putra dan Eugenia.
Dengan mengusung tema “Cultural Synthesis”, BJX berupaya menelusuri kembali corak kesenian yang ada di Jawa Timur yang hingga saat ini masih kuat dipengaruhi oleh suasana geografis yang spesifik.
Pameran seni ini dapat menggambarkan sejarah kesenian di berbagai daerah. Misalnya di pegunungan memiliki ekosistem yang berbeda dibandingkan dengan kesenian yang muncul di wilayah pesisir dan perkotaan. Sehingga keragaman geografis dan tata ruang di Jawa Timur turut memicu keragaman produksi kesenian di dalamnya.
Pemetaan tersebut juga memudahkan proses kuratorial yang akan berpijak pada konsep perpaduan kebudayaan (cultural synthesis). Meskipun terikat oleh tanah, hampir semua komunitas masyarakat hari ini menerima pengaruh dari luar lingkup kebudayaan yang mereka miliki.
Selain itu, ada juga perpaduan antarekosistem seni yang terjadi akibat terhubungnya masyarakat dunia sebagai imbas dari perkembangan pengetahuan, transportasi hingga teknologi komunikasi.(and/ipg)