Mohammed Shtayyeh Perdana Menteri Palestina pada Minggu (10/12/2023) mengatakan bahwa Hamas merupakan bagian dari lanskap politik Palestina.
“Hamas adalah bagian dari peta politik Palestina, dan jika Israel mengklaim akan melenyapkannya, ini tidak akan terjadi, dan hal ini tak bisa kami terima,” ujarnya dilansir Antara pada Senin (11/12/2023).
Dia menyerukan penghentian apa yang disebutnya genosida yang dilakukan Israel di Jalur Gaza.
“Otoritas Palestina tak meninggalkan Gaza. Sebaliknya, kami memasok listrik, air, dan peralatan kesehatan, dan kami tak meninggalkan Hamas,” kata Shtayyeh.
Diketahui, Hamas memerintah Jalur Gaza sejak 2007 setelah menggulingkan pasukan keamanan Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah, setelah keduanya bertikai.
Shtayyeh menandaskan konflik Gazs memerlukan solusi politik, bukan solusi keamanan.
“Israel selalu menginginkan solusi keamanan, dan telah gagal dalam masalah itu. Amerika Serikat juga gagal,” katanya.
“Israel belum mencapai tujuan politik apa pun (di Gaza). Mereka hanya membalas dendam dan membunuh siapa pun yang menghalanginya,” tambahnya.
Sementara Israel melanjutkan serangan militer di Jalur Gaza pada 1 Desember setelah jeda kemanusiaan selama seminggu berakhir. Hampir 18 ribu warga Palestina tewas dan lebih dari 49.229 lainnya luka-luka, sedangkan Israel kehilangan 1.200 orang akibat konflik ini. (ant/feb/saf/ipg)