Sabtu, 23 November 2024

Yenny Wahid Dengarkan Aspirasi Santri dan Kalangan Ponpes untuk Ganjar-Mahfud

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Acara silaturahmi kebangsaan bertajuk "Santri Titip Aspirasi" di Pondok Pesantren (Ponpes) Qashrul' Arifin, Minomartani, Ngaglik, Sleman, Sabtu (9/12/2023) malam. Foto: Istimewa

Zannuba Ariffah Chafsoh atau yang dikenal dengan Yenny Wahid Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menghadiri acara Silaturahmi Kebangsaan bertajuk “Santri Titip Aspirasi” di Pondok Pesantren (Ponpes) Qashrul’ Arifin, Minomartani, Ngaglik, Sleman, Sabtu (9/12/2023) malam.

Yenny Wahid mengatakan silaturahmi ini dilakukan untuk mendengarkan aspirasi masyarakat sekaligus mensosialisasikan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD pasangan capres-cawapres nomor urut 3.

“Silaturahmi ini mendengarkan aspirasi masyarakat terutama menyangkut apa sih yang mereka harapkan dari paslon yang kami dukung pak Ganjar dan pak Mahfud untuk kemudian kita teruskan. Dan di kemudian hari aspirasi itu harus kita perjuangkan untuk menjadi kebijakan negara,” kata Yenny Wahid.

Yenny pun mengungkapkan alasan memilih pondok pesantren sebagai tempat sosialisasi dan silaturahmi. Menurut putri KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur Presiden ke-4 Republik Indonesia ini, pondok pesantren adalah penyokong masyarakat Indonesia. Ketika dulu belum ada sistem formal di zaman Belanda, pondok sudah eksis dan mengayomi masyarakat.

“Pondok itu fungsinya luar biasa mulai dari tempat pendidikan, tempat sosial, tempat rohani, tempat ekonomi, semua pusatnya di pondok. Nah jadi fungsi pondok yang sangat multidimensi itu kemudian membuat pondok punya posisi yang sangat penting di tengah masyarakat. Mereka menjadi pakunya komunitas,” ungkapnya.

“Karena itulah kita menganggap penting sekali pondok itu dikuatkan. Pondok itu harus menjadi partner dari pemerintah untuk mengayomi masyarakat,” jelasnya.

Direktur Wahid Fondation ini menilai masih banyak hal yang bisa ditingkatkan lagi keberpihakan negara kepada kalangan pondok pesantren.

“Jadi karena itulah saya kemudian berinisiatif untuk mendengarkan aspirasi dari kalangan pondok pesantren, kalangan tarekat, kalangan santri, seperti apa sih aspirasinya. Apakah mereka merasa bagian dari pembangunan, apakah selama ini merasa ditinggalkan? Mereka ini harus didengar suaranya,” katanya.

Aktivis perempuan ini pun merasa senang pondok pesantren Qashrul’ Arifin mendukung pasangan Ganjar-Mahfud. Menurutnya hal itu bukan tanpa alasan melainkan karena kedekatan Ganjar dan Mahfud terhadap kalangan pesantren.

“Mungkin itu karena melihat latar belakang keluarga Pak Ganjar misalnya Siti Atiqoh, istrinya memang dari kalangan pondok pesantren. Pak Mahfud sendiri adalah seorang santri. Nah di sana langsung terlihat bahwa memang ada keterikatan. Jadi pondok juga merasa ada orang-orang yang dititipi aspirasi ke depan nanti di pemerintahan,” katanya. (faz/bil/ham)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs